MAKALAH
MIKROBIOLOGI
NUTRISI DAN KULTIVASI MIKROORGANISME
Puji syukur tak henti –
hentinya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini
kami dapat memperluas pengetahuan mengenai nutrisi dan kultivasi
mikroorganisme.
Keberhasilan kami dalam
menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta pihak – pihak
terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususun mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari bahwa
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan masukan
dan kritik yang membangun dari dosen
yang membaca makalah ini. Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat
meningkatkan pemahaman kita di masa yang akan datang Amin.
Palu, maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Lampiran
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.........................................................................
1.2
Rumusan
Masalah....................................................................
1.3
Tujuan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Nutrisi Mikroba............................................................
2.2 Nutrisi yang Diperlukan Mikroorganisme..................................
2.3 Kondisi Fisik yang Diperlukan untuk
Pertumbuhan....................
2.4 Metode Kultivasi Mikroba.......................................................
2.5 Teknik Kultivasi
Mikroba.........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................
3.2 Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Mikroorganisme
sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan
energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti dalam sintesis
protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut
nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel melakukan suatu
kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua
reaksi yang teratah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme.
Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya
dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut juga
biokatalisator yang dinamakan enzim.
Semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini
diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga
dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan
anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat
gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi. Peran utama nutrien
adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron
dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya
bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
“Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung
seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru. Media berfungsi
untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi
pada media
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging
sapi, ekstrak khamir, tripton, dan darah disebut sebagai medium buatan atau
medium kompleks (artificial or complex medium). Sebagai lawannya, kita acu
medium yang rumus kimia masing-masing ramuannya dapat dituliskan sebagai medium
sintesis (synthtetical medium) atau medium yang ditentukan (difined medium).
Medium sintesis mungkin sangat rumit dan sangat berbeda sesuai dengan organisme
tertentu yang hendak ditumbuhkan. Untuk sebagian besar, medium sintesis hanya
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium penelitian.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa
nutrisi dan perannya yang dibutuhkan mikroorganisme ?
2.
Bagaimana
cara pengambilan nutrien oleh mikroorganisme ?
3.
Bagaimana
teknik kultivasi mikrobiologi ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui nutrisi dan perannya yang
dibutuhkan mikroorganisme.
2. Mengetahui cara pengambilan nutrien
oleh mikroorganisme.
3. Mengetahui teknik kultivasi
mikrobiologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Prinsip
nutrisi mikroba
Berdasarkan
cara-cara pengambilan nutrient maka mikroba dapat dibagi atas jasad osmotrof
dan jasad fagotrof. Jasad osmotrof mengambil nutrien dalam bentuk larutan,
misalnya bakteri dan fungi, sedangkan jasad fagotrof mengambil nutrien secara
fagositosis lalu dicerna di dalam vakuola makanan, misalnya protozoa, jasad
osmotrof mengeluarkan eksoenzim untuk memecah molekul besar misalnya protease
untuk memecah protein menjadi asam amino, amilase untuk memecah pati menjadi
gula, lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam
amino, gula, asam lemak, dan gliserol diserap ke dalam sel untuk digunakan.
2.2
Nutrisi
yang diperlukan mikroba
Mikroorganisme dapat
menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula yang hanya menggunakan
bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan
makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut
holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam
bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel
dengan bantuan enzim ekstraseluler.
Peran utama nutrien
adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron
dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya
bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
“Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung
seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru .
Mikroba memerlukan
nutrien sebagai sumber materi dan energy untuk menyusun komponen sel seerti
genom, membrane plasma dan dinding sel. Bentuk nutrient yang diperlukan
bermacam-macam, tergantung jenis mikrobanya, misalnya kebutuhan karbon untuk
jasad fotoautotrof dalam bentuk CO2, sedangkan bagi jasad kemoorganotrof dalam
bentuk bahan organik. Dengan mengetahuia keperluan nutrien mikroba para ilmuwan
dapat melakukan penelitian untuk menentukan peranan mikroba di alam dan
kegunaannya dalam kehidupan manusia. Uraian berikut akan membahas mengenai tipe
nutrisi yang dijumpai diantara mikroba.
1. Kegiatan sel seperti biosintesis komponen sel,
transport nutrient ke dalam sel dan motilitas memerlukan energy. Berdasarkan
sumber energy, mikroba dibagi atas jasad fototrof yang menggunakan oksidasi
senyawa kimia sebagai sumber energy. Dan jasad kemotrof yang menggunakan
oksidasi senyawa kimia sebagai sumber energy. Terleas dari sumber energy yang
digumakan, mikroba akan mengubah energy yang diperoleh menjadi senyawa pembawa
energy yaitu ATP yang dapat dipakai untuk kegiatan sel. Ada 2 kelompok bakteri
fototrof yaitu sianobakteri dan bakteri fotosintetik. Kedua kelompok ini
mengubah energy cahaya menjadi ATP melalui proses fotosintesis. Mikroba
khemotrof mengoksidasi senyawa kimia seperti glukosa atau ammonium, kemudian
energy yang dilepaskan diubah menjadi ATP dalam proses fermentasi atau respirasi.
2. Semua jasad hidup memerlukan karbon sebab
unsurmkarbon terdapat dalam semua mikromolekul penyusun sel seperti rotein,
karbohidrat, asam nukleat dan lipid. Berdasarkan sumber karbon, mikroba dapat
digolongkan atas jasad heterotrof dan autotrof. Jasad autotrof bila menggunakan karbondioksida sebagai
sumber karbon, bila jasad tersebut memperoleh energinya dari cahaya disebut
fotoautotrof, dan bila jasad tersebutmemperoleh energinya dengan cara
mengoksidasi senyawa kimia maka disebut kemoautotrof. Jasad heterotrof
menggunakan bahan organic sebagai sumber karbon.
3. Semua jasad hidup memerlukan sulfur
(blerang) dan fosfor. Sulfur dipergunakan untuk
membentuk asam amino metionin dan sistein serta koensim. Mikroba
memperoleh sulfur dalam bentuk garam sulfat, H2S, granula sulfur, thiosulfat
atau dalam bentuk bahan organic (sistein dan metionin). Fosfor dipergunakan
membentuk asam nukleat, fosfolipid dan koensim. Mikroba dapat mengambil fosfor
dalam bentuk organic dan anorganik. Garam fosfat adalah yang paling sering
digunakan sebagaisumber fosfat meskiun dapat pula memakai nukleotida.
4. Semua
jasad hidup memerlukan nitrogen sebab nitrogen dipergunakan untuk mensintesis
asam amino, nukleotida dan vitamin. Keerluan akan nitrogen dapat dipenuhi dalam
berbagai bentuk seperti protein atau polipeptida, garam nitrat atau amonium
bahkan ada mikroba yang dapat mengambil dalam bentuk N2 seperti Rhizobium dan
Azotobacter.
5. Semua jasad hidup memerlukan beberapa unsure
logam, natrium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan
kobalt untuk pertumbuhannya yang normal. Mineral ini diperlukan untuk aktivitas
enzim dan molekul yang lain misalnya Mg sebagai penyusun klorofil, Co untuk
aktivitas enzim nitrogenase, dan Fe merupakan komponen sitokrom.
Unsur
|
Fungsi Fisiologis dan Peranannya
|
Karbon (C)
Oksigen (O)
Hidrogen (H)
Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Sulfur (S)
Kalium (K)
Mangan (Mn)
Magnesium(Mg)
Kalsium (Ca)
Besi (Fe)
Kobalt (Co)
Cu, Zn, Mo
|
Sebagai penyusun bahan-bahan
organik sel
Penyusun air sel, bahan-bahan
organik sel, sebagai O2 aseptor elektron, dalam respirasi aerob
Penyusun air sel, bahan-bahan
organik sel
Penyusun
protein, asam nukleat, enzim/koenzim
Penyusun
asam nuklein, fosfolipida, koenzim-koenzim
Penyusun
protein-protein (asam amino sistein dan metionin), beberapa koenzim (koenzim
A, karboksilase)
Salah satu dari kation
anorganik sel, kofaktor untuk beberapa enzim
Kofaktor anorganik untuk
beberapa enzim, kadang-kadang sebagai pengganti Mg
Kation seluler, kofaktor
anorganik untuk reaksi enzimatik
Kation seluler, kofaktor untuk
beberapa enzim
Penyusun sitokrom dan protein
hem atau nonhem, kofaktor sejumlah enzim
Penyusun vitamin B12
dan derivat koenzimnya
Unsur-unsur anorganik penyusun
enzim-enzim tertentu
|
6. Semua jasad hidup memerlukan vitamin
(senyawa organik yang penting untuk pertumbuhan). Kebanyakan vitamin berfungsi
membentuk substansi yang mengaktivasi enzim.meskipun semua bakteri membutuhkan
vitamin di dalam proses metaboliknya yang normal, beberapa mampu mensintesis seluruh
keperluan vitaminnya dari senyawa-senyawa lain di dalam medium. Yang lain tidak
akan tumbuh kecuali bila ditambahkan satu atau lebih vitamin ke dalam
mediumnya, seperti Leuconostoc mesentroides tidak mampu mensintesis beberapa
asam amino dan vitamin sehingga harus ditambahkan dalam keadaan jadi ke dalam
mediumnya.
7. Oksigen merupakan unsure yang terdaat
dalam molekul hayati seperti asam amino, nukleotida, gliserida dan molekul
lain. Keperluan akan oksigen dipenuhi bersamaan dangan masuknya nutrient lain
sepertirotein dan lipid. Disamping itu, oksigen dalam bentuk O2 juga diperlukan
untuk menjalankan respirasi aerobic.
8. Semua jasad hidu memerlukan air bagi
kehiduan karena semua aktivitas metabolism terjadi dalam lingkungan air.
Ketersediaan air yang dapat digunakan dalam mikroba sering dinyatakan dengan
aktivitas aair (Aw). Aktivitas air suatu bahan dapat dihitung dengan menentukan
kelembaban relatifnya (RH). Untuk bakteri, semua nutrient harus ada dalam
bentuk larutan sebelum dapat memasuki bakteri tersebut.
2.3
Kondisi
fisik yang diperlukan untuk pertumbuhan
Selain menyediakan
nutrisi yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga perlu disediakan kondisi
fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi
dalam persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukan respon yang berbeda terhadap
kondisi fisik di lingkungannya. Untuk berhasilnya kultivasi mikroba diperlukan
suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan fisik yang sesuai. Ada 5 arameter
lingkungan yang utama yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba yaitu
temperature, kelembaban (RH), kadar oksigen, pH dan osmosis.
a.
Temperatur
Karena
semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dank arena laju
reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh temperature, maka pola pertumbuhan mikroba
sangat dipengaruhi oleh temperature. Temperature juga mem pengaruhi laju
pertumbuhan dan penambahan jumlah sel. Keragaman suhu dapat juga mengubah
proses-proses metabolic serta morfologi sel. Setiap mikroba tumbuh pada suatu
kisaran suhu tertentu. Atas dasar ini maka mikroba ada yang bersifat
psikrofilik yang tumbuh pada 00 dampai 200 C, mesofilik yang tumbuh pada
200 sampai 450 C dan termofilik yang
tumbuh pada temperature 450 sampai 800 C. Temperature inkubasi yang
memungkinkan pertumbuhan tercepat selama periode waktu yang singkat (12 sampai
24 jam) dikenal sebagai temperature pertumbuhan optimum.
b.
Kondisi atmosfer seperti kadar oksigen,
RH dan tekanan udara
Mikroba
memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons terhadap oksigen bebas dan
atas dasar ini maka mikroba dibagi menjadi empat yaitu aerobik (memerlukan
oksigen), anaerobik (tumbuh tanpa oksigen molekuler), anaerobic fakultatif
(tumbuh pada keadaan aerobic dan anaerobik), dan mikroaerofilik (tumbuh bila
ada sedikit oksigen atmosferik). Beberapa mikroba bersifat anaerobik obligat,
bila terkena oksigen akan terbunuh, oleh karena itu untuk menumbuhkan mikroba
anaerobic diperlukan teknik khusus agar tercapai keadaan anaerob. Keperluan
penumbuhan jasad anaerob obligat dapat dipenuhi dengan menggunakan alat yang
disebut anaerobic jar.
c.
Konsentrasi ion hydrogen (pH)
pH
optimum bagi kebanyakan mikroba terletak antara 6.5 sampai 7,5. Bagi kebanyakan
mikroba pH minimum dan maksimum antara 4 sampai 9. Pertumbuhan mikroba sangat
dipengaruhi oleh pH karena nilai pH sangat menentukan aktivitas enzim. Bila
mikoba di kultivasi di dalam suatu medium yang mula-mula pH-nya 7 maka
kemungkinan pH ini akan berubah. Pergeseran pH ini dapat sedemikian besar
sehingga menghambat pertumbuhan. Pergeseran pH dapat dicegah dengan menggunakan
larutan penyangga atau bufer dalam medium. Bufer merupakan senyawa yang dapat
menahan perubahan pH misalnya KH2PO4 dan K2HPO4. Beberapa bahan nutrisi medium
seperti pepton mempunyai kapasitas bufer. Perlu atau tidaknya suatu medium
diberi bufer tergantung kepada maksud penggunaannya dan dibatasi oleh kapasitas
bufer yang dimiliki senyawa-senyawa yang digunakan.
d.
Tekanan osmosis
Tekanan
osmosis adalah besarnya tekanan minimum yang dierlukan untuk mencegah aliran
air yang menyebrangi membrane di dalam larutan. Contohnya : jika larutan 10 %
sukrosa di dalam kantong membrane dialysis diletakkan dalam air dalam gelas
maka molekul air yang ada dalam gelas akan mengalir ke dalam kantong analisis.
Besarnya tekanan yang diperlukan untuk mencegah aliran molekul air dalam gelas
ke dalam kantong dialisis merupakan nilai tekanan osmosis larutan sukrosa
tersebut. Berdasarkan tekanan osmosanya maka larutan tempat pertumbuhan mikroba
dapat digolongkan atas larutan hipotonis, isotonis dan larutan hipertonois.
Mikroba biasanya hidup di lingkungan yang bersifat agak hipotonis sehingga air
akan mengalir dari lingkungannya ke dalam sel sehingga sel menjadi mengembang
kaku. Adanya dinding sel dapat mencegah pecahnya sel mikroba.
2.
4 Metode Kultivasi Mikroba
Di habitat alaminya,
mikroorganisme biasanya tumbuh dalam populasi yang kompleks dan terdiri dari
beberapa spesies. Hal ini menyebabkan penelitian mengenai mikroorganisme dalam
berbagai habitat menjadi sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan
suatu teknik untuk memisahkan populasi yang kompleks ini menjadi spesies yang
berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni adalah suatu populasi sel yang
ditumbuhkan dari satu sel induk.
Proses isolasi dan
upaya mempertahankan keadaan murni memerlukan teknik aseptik . Oleh karena itu,
sebelum mengkultur suatu mikroba harus dilakukan suatu proses sterilisasi.
2.5
Teknik Kultivasi Mikroba
Setelah semua bahan dan
alat yang akan digunakan dalam proses kultivasi disterilkan, maka dimulailah
proses isolasi untuk mendapatkan biakan murni. Bahan yang diinokulasikan pada
medium disebut inokulum. Di bawah ini ada beberapa teknik inokulasi yang umum
dilakukan di laboratorium mikrobiologi.
a.
Teknik Penyebaran (The Spread-Plate
Technique)
Teknik
penyebaran yang lebih sering disebut dengan Spread-Plate adalah teknik langsung
dan mudah untuk mendapatkan suatu biakan murni. Di bawah ini adalah gambar saat
menginokulasi mikroba dengan menggunakan teknik Spread-Plate. Campuran dari beberapa spesies bakteri
disebarkan di permukaan medium agar, sehingga setiap sel akan tumbuh menjadi
koloni yang terpisah sempurna dan dapat dilihat secara makroskopis berupa
kumpulan mikroba di atas medium padat. Setiap koloni yang terbentuk merupakan
biakan murni. Di bawah ini adalah gambar dari biakan murni yang diperoleh
dengan menggunakan teknik Spread-Plate.
b.
Teknik Goresan (The Streak-Plate
Technique)
Biakan
murni juga dapat diperoleh dengan teknik goresan ( Streak-Plate Technique ).
Inokulum digoreskan di atas medium dengan memakai ose menurut pola tertentu,
yaitu:
1.
Goresan T
Untuk
membuat biakan murni dangan teknik goresan T, ada beberapa langkah yang harus
diikuti, yaitu :
ü Lempengan
dibagi menjadi 3 bagian dengan hutuf T pada bagian luar dasar cawan petri.
ü Inokulasi
daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung.
ü Panaskan
ose dan biarkan dingin kembali.
ü Gores
ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah II.
ü Pijarkan
kembali ose dan biarkan dingin kembali.
ü Prosedur
diatas diulang untuk daerah III
2.
Goresan Kuadran
Teknik ini sama dengan
goresan T, hanya lempengan agar dibagi menjadi empat.
3.
Goresan
Radian
a. Goresan
dimulai dari bagian pinggir lempengan.
b. Pijarkan
ose dan dinginkan kembali.
c. Putar
lempengan agar 90o dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir
lempengan.
d. Putar
lempengan agar 900 dan buat goresan terputus di atas goresan sebelumnya.
e. Pijarkan
ose.
4.
Goresan Sinambung
ü Ambil
satu mata ose suspensi dan goreskan setengah permukaan lempengan agar.
ü Jangan
pijarkan ose, putar lempengan 1800, gunakan sisi mata ose yang sama dan gores
pada sisa permukaan lempengan agar.
Setelah
inkubasi, sel-sel mikroba memperbanyak diri dan dalam waktu 18-24 jam akan
terbentuk suatu massa sel yang disebut koloni. Koloni yang terbentuk ini adalah
biakan murni. Di bawah ini adalah hasil kultivasi berupa biakan murni yang
diperoleh dengan teknik goresan.
c. Teknik lempeng tuang (Pour Plate Technique
)
Teknik
pour-plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang
masih cair dengan stok kultur bakteri. Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC
(Total Plate Count). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh
dapat tersebar merata pada media agar. Kultivasi mikroba dengan teknik ini
dimulai dengan mengencerkan kultur bakteri yang telah ada dengan aquades.
Selanjutnya, diaduk hingga rata dengan cara memutar tabung reaksi dengan
telapak tangan selama beberapa kali. Larutan dilusi tadi sebanyak + 1 ml
dituang ke dalam cawan petri. Cawan petri diputar secara perlahan-lahan di atas
meja horizontal untuk mengaduk campuran media agar dengan dilusi kultur
mikroba. Terakhir, inkubasi kultur ini pada kondisi yang sesuai. Tahapan di
atas diilustrasikan pada gambar 5 di bawah ini.
Biakan
murni yang dihasilkan, jika disimpan dalam jangka waktu yang lama akan mudah
sekali mengalami mutasi. Ini berarti, biakan murni yang disimpan terlalu lama
bukan lagi biakan murni yang semula. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang
harus dilakukan untuk mencegah atau setidaknya mengurangi kemungkinan
terjadinya mutasi, yaitu :
a. Secara periodik, biakan harus dipindahkan ke
medium baru, sebaiknya pemindahan
dilakukan pada fase log.
b. Biakan harus disimpan pada suhu rendah dan
terhindar dari radiasi.
Mikroba
diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam ampul berisis susu kering bercampur
CO2 kemudian disimpan pada tempat bersuhu rendah.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari hasil makalah yang dibuat yaitu :
1.
Berdasarkan cara-cara pengambilan nutrient maka
mikroba dapat dibagi atas jasad osmotrof dan jasad fagotrof.
2.
Jasad osmotrof mengambil nutrien dalam bentuk larutan,
misalnya bakteri dan fungi.
3.
Jasad fagotrof mengambil nutrien secara fagositosis
lalu dicerna di dalam vakuola makanan, misalnya protozoa, jasad osmotrof
mengeluarkan eksoenzim untuk memecah molekul besar misalnya protease untuk
memecah protein menjadi asam amino, amilase untuk memecah pati menjadi gula,
lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
4.
Selain menyediakan nutrisi yang sesuai
untuk kultivasi bakteri, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan
pertumbuhan optimum.
5.
Mikroba tidak hanya bervariasi dalam
persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukan respon yang berbeda terhadap kondisi
fisik di lingkungannya.
6.
Untuk berhasilnya kultivasi mikroba
diperlukan suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan fisik yang sesuai.
7.
Ada 5 arameter lingkungan yang utama
yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba yaitu temperature, kelembaban
(RH), kadar oksigen, pH dan osmosis.
3.2 SARAN
Karena keterbatasan
informasi dan pengetahuan tentang nutrisi dan kultivasi mikroorganisme ditambah
lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah ilmiah, mengakibatkan
terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan makalah ilmiah ini. Tetapi karena
keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2009. Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba. http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/nutrisi-mikroba-sebuah-esensi-dasar-untuk-kehidupan-mikroba/.
Diakses pada tanggal 19 maret 2015.
Djide,
M., dan Sartini. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanuddin :
Makassar.
Dwyana,
Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun praktikum Mikrobiologi Pangan. Jurusan
Biologi. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Jawetz,
dkk. 1995. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika, Surabaya.
Irianto,
K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV. Yrama Widya :
Bandung
Terimkasi kak. materinya sangat membantu
BalasHapus