MAKALAH
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
DIVISI PINOPHYTA, ANAK DIVISI
CYCADOPHYTINA, KELAS CYCADOPSIDA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur tak henti –
hentinya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini
kami dapat memperluas pengetahuan mengenai botani tumbuhan tinggi.
Keberhasilan kami dalam
menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta pihak – pihak
terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususun mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari bahwa
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan masukan
dan kritik yang membangun dari dosen
yang membaca makalah ini. Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa pun yang membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kita di masa yang akan datang Amin.
Palu, September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Lampiran
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.........................................................................
1.2
Rumusan
Masalah....................................................................
1.3
Tujuan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Divisi Pinophyta......................................................................
2.2 Anak divisi cycadophytina.......................................................
2.3 Kelas
cycadopsida...................................................................
BAB III PENUTU
3.1 Kesimpulan...............................................................................
3.2 Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
|
2
3
4
5
5
6
8
10
12
12
|
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Tumbuhan
berbiji adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang disebut biji. Pada dasarnya
tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan
tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi
peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan
alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan
secara aseksual (vegetatif).
Tumbuhan berbiji di
kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji
terbuka, biji tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya,
pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup,
biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian,
dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap
divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang
dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.
Gymnospermae adalah
tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani,
yaitu gymnos yang berarti telanjang dan sperma yang berarti biji, sehingga
gymnospermae dapat diartikan sebagai tumbuhan berbiji terbuka.tumbuhan berbiji
terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam
bakal buah (ovarium). Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan
spermae = tumbuhan yang menghasilkan biji. Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae
atau Magnoliphyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal
buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji nampak
(terekspos) langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
Gymnospermae telah
hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era
dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang
sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara : Pteridospermophyta (paku
biji), Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan
keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap
sebagai penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah
(paku biji).
Gymnospermae berasal
dari Progymnospermae melalui proses evolusi biji. Hal tersebut dapat dilihat
dari bukti-bukti morfologi yang ada. Selanjutnya Progymnospermae dianggap
sebagai nenek moyang dari tumbuhan biji. Progymnospermae mempunyai
karakteristik yang merupakan bentuk antara Trimerophyta dan tumbuhan berbiji.
Meskipun kelompok ini menghasilkan spora, tetapi juga menghasilkan pertumbuhan
xylem dan floem sekunder seperti pada Gymnospermae. Progymnospermae juga sudah
mempunyai kambium berpembuluh yang bifasial yang mampu menghasilkan xilem dan
floem sekunder. Kambium berpembuluh merupakan ciri khas dari tumbuhan berbiji.
Salah satu contoh Progymnospermae adalah tipe Aneurophyton yang hidup pada
jaman Devon, sudah menunjukkan system percabangan tiga dimensi dengan stelenya
yang bertipe protostele. Contoh lainnya adalah tipe Archaeopteris yang juga
hidup di jaman Devon. Kelompok ini dianggap lebih maju karena sudah menunjukkan
adanya system percabangan lateral yang memipih pada satu bidang dan sudah
mempunyai struktur yang dianggap sebagai daun. Batangnya mempunyai stele yang
bertipe eustele yang menunjukkan adanya kekerabatan dengan tumbuhan berbiji
yang sekarang.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Tumbuhan
apa yang termasuk dalam kelas Cycadopsida ?
2.
bagaimana
perkembangbiakan dan ciri-ciri kelas Cycadopsida?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui tumbuhan yang termasuk
dalam kelas Cycadopsida.
2. Mengetahui perekemangbiakan tumbuhan
kelas Cycadopsida.
3. Mengetahui ciri-ciri kelas Cycadopsida.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Divisi
Pinophyta
Pinophyta
atau Gymnospermae merupakan suatu kelompok tumbuhan yang sudah ada sejak zaman
Palaeozoikum. Kelompok-kelompok yang lebih kecil dari Pinophyta berkembang pada
akhir Palaeozoikum dan awal mesozoikum kemudian menyusut pada akhir mesozoikum
seiring dengan punahnya dinosaurus. Pada kenozoikum hanya tinggal 4 kelas
dengan adanya penambahan kelompok Gnetopsida. Di daerah tropis hanya ditemukan
3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Kelas Ginkgopsida
hanya ditemukan di daerah subtropics seperti jepang, China dan Aerika utara.
Pinophyta
merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae). Pinophyta ini dibagi menjadi 4 kelas namun di daerah tropis
hanya ditemukan 3 kelas pinophyta yakni Cycadopsida, Coniferopsida dan
Gnetopsida. Kelas Cycadopsida diwakili oleh family Cycadaceae yakni Cycas
rumpii. Untuk kelas Coniferopsidales diwakili oleh anggota masing-masing
familia yakni Podocarpus, Pinus mercusii, Araucaria dan Cupressus. Gnetales
diwakili oleh satu spesies yaitu Gnetum gnemon dari family Gnetales
Keprimitifan/kemajuan
suatu takson dalam Pinophyta ditentukan oleh kemajuan /keprimitifan cirri yang
dimilikinya. Secara morfologi dan anatomi cirri-ciri tersebut dapat diamati.
Berdasarkan studi kepustakaan secara tidal langsung diketahui bahwa keterbukaan
ovulum menunjukkan cirri primitive sedangkan ketertutupan menunjukkan kemajuan.
Pola percabangan yang
monopodial lebih primitive daripada pola percabangan simpodial. Letak strobilus
yang aksilaris menunjukkan cirri lebih primitive dibanding dengan jumlah yang
sedikit. Pertulangan daun yang belum berpola lebih primitive daripada yang
sudah berpola. Begitu juga keadaan daun muda yang menggulung menunjukkan cirri
primitive. Jika cirri-ciri ptimitif diberi skor rendah, sedangkan cirri maju
diberi skor tinggi, maka perolehan skor tinggi menunjukkan spesies atau takson
yang memilikinya lebih maju.
Tetumbuhan runjung atau
Pinophyta, atau lebih dikenal dengan nama konifer (Coniferae), merupakan
sekelompok tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dengan ciri yang paling
jelas yaitu memiliki runjung ("cone") sebagai pembawa biji. Kelompok
ini dulu dalam klasifikasi berada pada takson "kelas" namun sekarang
menjadi divisio tersendiri setelah diketahui bahwa pemisahan Gymnospermae dan
Angiospermae secara kladistik adalah polifiletik.
Kurang lebih ada 550
spesies anggota divisio ini, berbentuk berupa semak, perdu atau pohon.
Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan memiliki daun yang
memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal juga sebagai tumbuhan
berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap sebagai adaptasi terhadap
habitat hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu relatif
sejuk, seperti sekeliling kutub (circumpolar) atau di dataran tinggi. Tumbuhan
runjung kebanyakan tersebar di daerah beriklim sedang. Bentuk daunnya yang
sempit sangat adaptif dengan suhu yang rendah yang menjadi ciri khas daerah
tersebut.
Kulit kayunya lembut
dan berwarna abu-abu muda atau cokelat abu-abu, biasanya mengelupas menjadi
serpihan-serpihan yang menebal pada pohon yang lebih tua. Struktur cabangnya
seringkali horizontal, atau menaik saat lebih besar. Cabang paling bawah
seringkali meninggalkan luka cabang melingkar bila mereka tanggal dari batang
yang berada lebih di bawah. Daun muda pada semua spesies Agathis lebih besar
daripada daun tua, lebih atau kurang lancip, bermacam-macam bentuknya di antara
spesies dari bentuk ovata (membulat telur) hingga lanceolata (panjang, lebar di
tengah). Daun tua berlawanan, bentuk elips hingga linier, sangat kasar dan
cukup tebal. Daun muda seringkali berwarna merah tembaga, kontras dengan
dedaunan musim sebelumnya yang biasanya hijau atau hijau-berserbuk.
Runjung serbuk sari
jantan muncul biasanya hanya muncul pada pohon yang lebih besar setelah runjung
biji muncul. Runjung biji betina biasanya berkembang pada anak cabang samping
yang pendek, menjadi dewasa setelah dua tahun. Bentuknya umumnya oval atau
globe. Tumbuhan ini terutama dijumpai hutan pegunungan, meskipun cukup toleran
dengan kondisi dataran rendah. Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang
tidak terlalu lebar. Daunnya lanset agak lebar namun relatif tebal. Bentuknya
yang khas ini membuatnya disukai sebagai tumbuhan peneduh tepi jalan (misalnya
di Jalan Dago, Bandung).
Ciri
utama tumbuhan Gymnospermae adalah bijinya tak diselubungi oleh daun buah atau
karpel sehingga dikatakan sebagai berbiji telanjang. Pada kelompok ini
polyembrionik sering terjadi walaupun embrio yang berkembang hanya satu. Pada
Gymnospermae air sudah tidak dibutuhkan lagi medium fertilisasi karena adanya
pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah. Pada Coniferophyta
dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagella sehingga buluh serbuknya
langsung menghantarkan ke arkegonia.pada Cycas dan Ginkgo fertilisasinya
merupakan bentuk antara paku-pakuan dan tumbuhan berbiji yakni spermanya dapat
berenang bebas dan tak mampu bergerak.
2.2 Anak Divisi Cycadophytina
Cycadophytina adalah divisi dari anggota Gymnospermae
(tumbuhan berbiji terbuka). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biji yang primitif,
hidup di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia kita kenal pakis haji (Cycas rumphii) merupakan tanaman hias, akarnya
bersimbiosis dengan ganggang
biru (Anabaena) yang dapat mengikat nitrogen (Anabaena cycadae).
Daunnya tersusun dalam roset batang, menyirip atau berbagi menyirip. Strobilus
jantan dan betina terdapat di ujung batang pada pohon yang berbeda (berumah
dua). Tumbuhan yang termasuk dalam divisi Cycadophytina memiliki ciri khas bentuk yang menyerupai palem.
Batang tidak memiliki cabang dengan tangkai daun yang mendukung daun majemuk
menyirip. Struktur reproduksi berupa strobilus. Ada juga yang menamakan Cycadophytina sebagai palem sagu.
Pakis haji (aji) atau populer juga dengan nama
sikas adalah sekelompok tumbuhan berbiji terbuka yang tergabung dalam marga
pakishaji atau Cycas dan juga merupakan satu-satunya genus dalam suku pakis
haji (Cycadaceae). Masyarakat awam di Indonesia mengenal pakis haji dari
beberapa spesies yang biasa ditanam di taman-taman menyerupai palem, yaitu C.
rumphii, C. javana, serta C. revoluta (sikas jepang).
Cycadophytina adalah kelompok tumbuhan yang
anggotanya berbeda satu sama lainnya. Salah atu contohnya adalah Cycas yang
tubuhnya menyerupai tanaman palem. Sebagian besar dari kelompok ini hidup di
daerah tropis dan subtropics. Pada umumnya anggota Cycadophytina adalah tanaman
yang berukuran besar, beberapa jenis dapat mencapai tinggi sampai 18 meter atau
lebih. Batangnya tertutup oleh dasar dari daun yang gugur. Daun Cycadophytina
yang fungsional mengelompok berupa roset yang ada di ujung batang sehingga
menyerupai tanaman palem. Struktur reproduksinya berupa daun-daun mereduksi
yang mendukung sporangia dan mengelompok pada suatu aksis membentuk struktur
seperti kerucut. Strobilus jantan dan betina berada pada tanaman yang berbeda
sehingga penyerbukannya angin.
Pakis haji berhabitus mirip palem, namun
sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan ini berasal dari susunan anak
daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis haji berumah dua (dioecious)
sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina. Serbuk sari dihasilkan oleh
tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina
mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari samping.
Akar beberapa jenis pakis haji dapat diinfeksi
oleh sejenis Cyanobacteria, Anabaena cycadeae, yang pada gilirannya
menguntungkan kedua pihak (simbiosis mutualistis). Akar yang terinfeksi akan
membentuk semacam bintil-bintil yang berisi jasad renik tersebut. Beberapa
pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung
pati dalam jumlah yang lumayan.
Divisi Cycadophyta, yang mempunyai daun
menyerupai palem, agak menyerupai tumbuhan Cycas yang sekarang. Kelompok ini
(Bennetitales) juga mengikuti garis evolusi yang sama seperti tumbuhan berbiji
yang ada sampai sekarang. Namun terdapat perbedaan, yaitu sifat biseksualisme
pada strobilusnya dan aspek lainnya. Kelompok yang menyerupai Cycas ini hidup pada
jaman Jura dan Creta.
2.3
Cycadopsida
Cycadopsida diwakili oleh ordo Cycadales
dengan dua familia (Cycadaceae, Zamiaceae). Coniferales dengan beberapa familia
(Pinaceae, Araucariaceae, Podocarpaceae, Cupressaceae). Sedangkan Gnetopsida
diwakili oleh ordo Gnetales dengan beberapa familia (Gnetacae, Ephedraceae,
Welwitisiaceae).
1.
Ordo Cycadales
Ordo cycadales yang semula hanya memiliki satu
familia (Cycadaceae) kini terdiri atas familia Cycadaceae dan Zamiaceae. Di
dalam beberapa buku kedua familia tersebut masih sering disatukan. Di kebon
Raya Bogor kedua familia tersebut sudah dinyatakan terpisah. Oada umumnya ada
kemiripan antara anggota Cycadaceae dengan anggota Zamiaceae yaitu strobilus
betina terminalis dan tunggal, juga strobilus jantannya besar. Daun besar
dengan duduk daun roset mirip daun paku tiang. Tumbuhan yang termasuk dari
Cycadales adalah pakis haji. Pakis haji berbentuk seperti kelapa sawit dan
sering digunakan untuk tanaman hias. Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis
dan subtropis.
Klasifikasi Pakis Haji
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Cycadophyta
Kelas :
Cycadopsida
Ordo :
Cycadales
Familia :
Cycadaceae
Genus :
Cycas
Spesies
: Cycas rumphii Miq
2.
Ordo Coniferales
Familia pada ordo Coniferales cukup banyak,
tetapi kesemuanya memiliki kesamaan dalam bentuk strobilus sesuai dengan
namanya. Kebanyakan anggota Coniferales jarang menggugurkan daunnya sehingga
dikenal dengan “evergreen plant”. Bentuk daun anggota-anggota dalam
Conifferales sangat bervariasi namun kebanyakan sempit dan mengalami perubahan
bentuk berupa jarum, paku, sisik pisau bermata dua. Mikrospora atau serbuk
sarinya ringan, kecil dan memiliki alat bantu sehinga mudah diterbangkan oleh
angin.
Klasifikasi Pinus
merkusii
Divisio : Pinophyta
Class :
Coniferopsida
Ordo :
Coniferales
Familia : Pinaceae
Genus :
Pinus
Spesies : Pinus
mercusii
Pinus mercusii merupakan termasuk ke dalam
kelas Coniferopsida dan familia Pinaceae. Pinus ini mempunyai cirri habitusnya
adalah pohon berkayu dengan pola percabangan monopodial, memiliki daun seperti
jarum yang panjang dengan duduk daun tersebar. Merupakan tumbuhan berumah satu
(monocieous) yang artinya alat kelaminnya dalam satu tumbuhan.
3.
Ordo Gnetales
Gnetales merupakan salah satu familia dalam
Gnetales yang sangat berbeda penampakannya dari ordo yang lain. Kebanyakan
anggota ordo Gnetaceae memiliki habitus berupa liana. Ovulumnya lebih tertutup
dibandingkan dengan ovulum familia lain dalam Pinophyta, tetapi mikropilnya
tetap terbuka.
Klasifikasi Gnetum
gnemon
Divisio : Pinophyta
Class : Gnetalopsida
Ordo :
Gnetales
Familia : Gnetaceae
Genus :
Gnetum
Spesies : Gnetum
gnemon
Gnetum gnemon merupakan satu-satunya contoh
yang diamati dalam kelas Gnetopsida. Merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon
dengan batang yang berkayu serta pola percabangan monopodial. Daunnya jenis
tunggal dengan tepi yang rata, duduk daunnya berhadapan serta sudah memiliki
pola pertulangan daun. Merupakan tumbuhan yang berumah dua dimana strobilus
jantan dan betina terpisah, letak keduanya adalah sama-sama aksilaris.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari hasil makalah yang dibuat yaitu :
1.
Pinophyta memiliki 3 kelas, yakni Cycadopsida,
Conifeopsida, dan Gnetalopsida
2.
Keprimitifan/kemajuan suatu tumbuhan dilihat dari
kedekatannya dengan tumbuhan paku dan kedekatannya dengan tumbuhan berbiji
terbuka.
3.
Keprimitifan/kemajuan suatu spesies dapat kita
tentukan dengan cara seriasi.
4.
Tumbuhan yang termasuk dari Cycadales adalah pakis
haji.
5.
Pakis haji berbentuk seperti kelapa sawit dan sering
digunakan untuk tanaman hias. Jenis ini dapat ditemukan di daerah tropis dan
subtropis.
6.
Cycadophyta di bagi menjadi dua famili, yaitu
Cycadaceae dan Zamiaceae.
7.
Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit.
Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral,
makanan dan bahan – bahan lain.
8.
Cycadales baik ditemukan baik di wilayah tropic maupun
subtropik, misalnya Zamia dan Cycas rumphii (pakis haji). Ordo ini
beranggotakan sembilan genus yang masih hidup sampai sekarang dan meliputi
sekitar 100 spesies. Meskipun tumbuhan ini tidak ditemukan dalam fosil diduga
sudah muncul pada zaman trias sampai kapur awal. Tanda-tanda khas golongan ini
adalah batang tidak bercabang, daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucak
pohon.
3.2
SARAN
Karena keterbatasan
informasi dan pengetahuan tentang bentuk-bentuk hidup dan bentuk umum
tumbuhan ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah ilmiah,
mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan makalah ilmiah ini.
Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2014. Petunjuk Praktikum Botani Phanerogamae.
UPI Press:Bandung.
Anonym. 2014. Botani Phanerogamae. UPI Press:Bandung
Fahn, A.
1992. Anatomi Tumbuhan. Gadjah
Mada University Press : Yogyakarta
Hidayat, E.B.
1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. ITB : Bandung.
Jensen, W.A.
1970. The Plant Cell. Wadsworth
Publishing Company. Ltd Belmont.
California.
Nugroho, L.H.;
Purnomo dan I. Sumardi. 2006. Struktur
dan Perkembangan Tumbuhan. Penebar Swadaya: Jakarta.
Sudarsono, dkk.
2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UM
Press : Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar