Rabu, 20 Mei 2015

makalah aves



MAKALAH ZOOLOGI VERTEBRATA

“AVES”




 


KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti – hentinya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini kami dapat memperluas pengetahuan mengenai aves.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta pihak – pihak terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususun mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan masukan dan kritik yang  membangun dari dosen yang membaca makalah ini. Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat meningkatkan  pemahaman kita di masa  yang akan datang Amin.

Palu,    September  2014

Penyusun











DAFTAR ISI
      Lampiran


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I    PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang.........................................................................
1.2    Rumusan Masalah....................................................................
1.3    Tujuan......................................................................................
BAB II  PEMBAHASAN
2.1   Mengenal Aves.........................................................................
2.2   Sistem Pencernaan...................................................................
2.3   Sistem Pernapasan....................................................................
2.4   Sistem Saraf..............................................................................
2.5   Ciri Khusus...............................................................................
2.6   Organ Indra..............................................................................
BAB III  PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................
3.2   Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA




 
2
3

5
5
5

6
    8
8
9
10
10

11
11
12








BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis. Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar.
Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik dan ciri-ciri hewan aves ?
2.      Bagaimana sistem pencernaan, pernapasan, dan saraf hewan aves ?
3.      Apa saja organ indra hewan aves  ?
1.3    Tujuan
1.    Mengetahui karakteristik dan ciri-ciri hewan aves.
2.    Mengetahui sistem pencernaan, pernapasan, dan saraf hewan aves.
3.    Mengetahui organ indra hewan aves  .






BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Mengenal Aves
            Burung merupakan hewan yang tubuhnya diselaputi oleh bulu-bulu. Anggota depannya berubah menjadi sepasang sayap. Burung merupakan hewan yang paling banyak diketahui dan mudah di kenali, karena burung banyak diketahui disekitar manusia dan aktif pada siang hari. Burung memiloiki ciri yang khas yaitu memiliki bulu yang menutupi dan mellindungi tubuhnya sehingga dapat mempertahankan suhu tubuh yang berbeda dengan suhu lingkungannya.
            Selain itu bulu burung sangat berperan saat waktu terbang, selain burung tidak ada hewan lain yang memiliki bulu. Dengan memiliki kemampuan terbang butung dapat menghuni habitat yang tidak dapat di huni oleh hewan lainnya. Hampir setiap bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang, dan tulang-tulang burung memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah yang membuat mereka kuat namun ringan.
            burung yang paling besar yang masih aada yaitu burung unta afrika dengan tinggi 210 cm, dan burung kondor amerika yan memiliki bentang sayap mencapai 300 cm, dan burung yang paling kecil yaitu burung helena dari cuba dengan panjang 5,5 cm dan berat 0,1 ons. Tidak ada burung yang berukuran sebesar ikan dan mamalia terbesar, baik burung yang suda punah ataupun yang masih hidup.    
            Aves memiliki kepala yang terpisah, leher panjang yang fleksibel dan tubuh terbentuk melentung. Dua anggota tubuh bagian depan berupa sayap, melekat aga tinggi di punggung dilengkapi bulu panjang, sayap terlipat seperti hurup Z pada saat istirahat, dan membuka jika digunakan untuk terbang, dan pada setiap kaki bagian bawah terdiri dari sedikit otot denggan tendon dan di tutupi kulit bersisik yang mengalami kornifikasi, dan dilengkapi empat jari yang di bagian ujungnya terdapat cakar keras dan pada ekor yang pendek terdapat sejumlah bulu yang panjang. Mulut berbentuk memanjang dan meruncing dilapisi zat tanduk, pada bagian atas mandibula terdapat dua lubang hidung, mata berukuran besar berukuran lateral, masing-masing dilengkapi dengan kelopak atas dan bawah, dibawahnya terdapat membran nikatin yang dapat bebas digerakan menutupi mata. Di belakang mata aga ke bawah terdapat lubang telinga, yang tersembunyi di balik bulu, dan struktur khas di kepala yaitu jengger median dan gelambir lateral, dan dikaki terap taji dan taji ini hanya ditemukan pada ayam, merak, dan beberapa burung tertentu, dan di bagian bawah ekor terdapat anus.
            Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya .
            Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi: Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak. Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail Plumae, Bulu yang sempurna. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan. Susunan plumae terdiri dari: Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu ,rachis yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile. Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi: Tectrices, bulu yang menutupi badan. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi. Remiges, bulu pada sayap
2.2          Sistem Pencernaan
 Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
2.3         Sistem Pernapasan
            Lubang hidung yang terdapat pada paruh menghubungkan rongga hidung di atas rongga mulut. Glottis pada bagian bawah faring menghubungkan saluran trakea yang di perkuat denga kartilago. Trakea berlanjut ke bawah arah leher yaitu syring (kotak suara), tempat terdapatnya otot vocal, dari syring dilanjutkan ke bronkhos paru-paru berukuran kecil melekat pada rusuk dan vertebrata di bagian dorsal dari trax dengan jaringan ikat, paru-paru dimasuki sejumlah broncheolus yang saling berhubungan dan sejumlah dara dari pulmonary. Pada broncheolus melekat kantung udara yang terdapat di sela-sela organ dalam pada rongga badan dan menjulur ke ruang disekitar vertebrta leher.
            Paru-paru dapat digerakan sedikit oleh otot yang terdapat disekitar tulang rusuk . jika sternum bergerak turun, dan rusuk menggembung ke samping udara ke rongga paru-paru , jika kontraksi terjadi sbaliknya. Maka dara keluar dari rongga paru-paru. Gerakan tersebut dimungkinkan karena struktur torak yang kaku. Pada sat inspirasi, udara masuk melalui bronchioles ke kantung udara membantu penyebaran panas tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot dan aktivitas metabolic lainya. Suara yang terdengar pada burung dihasilkan karena udara yang bergetar ketika melewati otot syring. 
            Trakea melanjut sebagai dua buah bronki pada siring (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4 berpasangan, dan 1 median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase pasif adalah inhalasi.
2.4          Sistem Saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat.
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang.
2.5         Ciri Khusus
            Bulu adalah suatu adaptasi vertebrata yang paling luar biasa karena sangat ringan dan kuat. Bulu terbuat dari keratin, protein yang juga menyusun rambut dan kuku manusia dan sisik pada reptile. Pertama kali bulu kemungkinan berfungsi sebagai penyekat selama evolusi hewan endoterm, setelah itu baru dimanfaatkan sebagai peralatan terbang. Selain penyokong dan membentuk sayap, bulu juga dapat dimanipulasi untuk mengontrol pergerakan udara disekitar sayap.
            Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya
2.6      Organ Indra
            Lidah pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata, membrane niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun telinga, terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang telinga luar.  Lubang hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang baik.pemilihan makanan dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan langit-langit.
BAB III
  PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
       Adapun kesimpulan dari hasil makalah yang dibuat yaitu :
1.        Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
2.        Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
3.        Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya.
4.        Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat.
5.        Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan sejak jaman dulu burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan.
6.        Bulu adalah suatu adaptasi vertebrata yang paling luar biasa karena sangat ringan dan kuat.
7.        Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula yang letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu luar.
8.        Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya.

3.2 SARAN
            Karena keterbatasan  informasi dan pengetahuan tentang aves ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan makalah ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. http://1.bp.blogspot.com/.59gmopf.o/ saogtjtyudt/AA BY/ 67cuegiPJHS/sl600-h/ Bird.jpg. di akses tanggal 25 september 2014.
Anonim 2. 2014. http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mossopolis.jpg bentuk-bentuk umum tumbuhan. Diakses tanggal 25 september 2014.
Campbel, Reece, Mitcaell, Jilid 2. 1925 / 1974. Biologi Edisi Kelima Ciracas Erlangga : Jakarta.
kistinnah idun, endang srilestari. 2009. Biologi BSE makhluk hidup dan lingkungannya. departemen pendidikan nasional.
Kurniati tuti. Dkk. 2009. zoologi vertebrata. prodi pendidikan biologi fakultas tarbiyah dan keguruan uin : bandung.
Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan. Yudhistira :surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar