MAKALAH
ZOOLOGI VERTEBRATA
“AVES”
KATA
PENGANTAR
Puji syukur tak henti –
hentinya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini
kami dapat memperluas pengetahuan mengenai aves.
Keberhasilan kami dalam
menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta pihak – pihak
terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususun mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari bahwa
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan masukan
dan kritik yang membangun dari dosen
yang membaca makalah ini. Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat
meningkatkan pemahaman kita di masa yang akan datang Amin.
Palu, September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Lampiran
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.........................................................................
1.2
Rumusan
Masalah....................................................................
1.3
Tujuan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Mengenal Aves.........................................................................
2.2 Sistem Pencernaan...................................................................
2.3 Sistem
Pernapasan....................................................................
2.4 Sistem Saraf..............................................................................
2.5 Ciri
Khusus...............................................................................
2.6 Organ
Indra..............................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
|
2
3
5
5
5
6
8
8
9
10
10
11
11
12
|
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Burung adalah anggota
kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap.
Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai
Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri
yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang.
Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia;
sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung
ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Nama kelas aves berasal
dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal
dari bahasa yunani, yaitu ornis. Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat
dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias
keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung
berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan
tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang
merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk
sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu
ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah
berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan
perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di
sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu
ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara
tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi
semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat
menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat
perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan
oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu
menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu
mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat
ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi
pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa,
padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan
wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan
makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai
jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah
cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk
menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging,
mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk
menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang
untuk mengisap nektar.
Ada yang memiliki cakar tajam untuk
mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah,
cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut
musuhnya.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
karakteristik dan ciri-ciri hewan aves ?
2.
Bagaimana
sistem pencernaan, pernapasan, dan saraf hewan aves ?
3.
Apa
saja organ indra hewan aves ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui karakteristik dan
ciri-ciri hewan aves.
2. Mengetahui sistem pencernaan,
pernapasan, dan saraf hewan aves.
3. Mengetahui organ indra hewan aves .
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Mengenal Aves
Burung merupakan hewan yang tubuhnya diselaputi oleh
bulu-bulu. Anggota depannya berubah menjadi sepasang sayap. Burung merupakan
hewan yang paling banyak diketahui dan mudah di kenali, karena burung banyak
diketahui disekitar manusia dan aktif pada siang hari. Burung memiloiki ciri
yang khas yaitu memiliki bulu yang menutupi dan mellindungi tubuhnya sehingga
dapat mempertahankan suhu tubuh yang berbeda dengan suhu lingkungannya.
Selain itu bulu burung sangat berperan saat waktu
terbang, selain burung tidak ada hewan lain yang memiliki bulu. Dengan memiliki
kemampuan terbang butung dapat menghuni habitat yang tidak dapat di huni oleh
hewan lainnya. Hampir setiap bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi
dalam beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang, dan tulang-tulang
burung memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah yang membuat
mereka kuat namun ringan.
burung yang paling besar yang masih aada yaitu burung
unta afrika dengan tinggi 210 cm, dan burung kondor amerika yan memiliki
bentang sayap mencapai 300 cm, dan burung yang paling kecil yaitu burung helena
dari cuba dengan panjang 5,5 cm dan berat 0,1 ons. Tidak ada burung yang
berukuran sebesar ikan dan mamalia terbesar, baik burung yang suda punah
ataupun yang masih hidup.
Aves memiliki kepala yang terpisah, leher panjang yang
fleksibel dan tubuh terbentuk melentung. Dua anggota tubuh bagian depan berupa
sayap, melekat aga tinggi di punggung dilengkapi bulu panjang, sayap terlipat
seperti hurup Z pada saat istirahat, dan membuka jika digunakan untuk terbang,
dan pada setiap kaki bagian bawah terdiri dari sedikit otot denggan tendon dan
di tutupi kulit bersisik yang mengalami kornifikasi, dan dilengkapi empat jari
yang di bagian ujungnya terdapat cakar keras dan pada ekor yang pendek terdapat
sejumlah bulu yang panjang. Mulut berbentuk memanjang dan meruncing dilapisi
zat tanduk, pada bagian atas mandibula terdapat dua lubang hidung, mata
berukuran besar berukuran lateral, masing-masing dilengkapi dengan kelopak atas
dan bawah, dibawahnya terdapat membran nikatin yang dapat bebas digerakan
menutupi mata. Di belakang mata aga ke bawah terdapat lubang telinga, yang
tersembunyi di balik bulu, dan struktur khas di kepala yaitu jengger median dan
gelambir lateral, dan dikaki terap taji dan taji ini hanya ditemukan pada ayam,
merak, dan beberapa burung tertentu, dan di bagian bawah ekor terdapat anus.
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh
vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan
sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya
sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput
epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup
bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya
.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya
bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak
terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak. Plumulae,
Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail
Plumae, Bulu yang sempurna. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae
memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan
barbula yang saling bersambungan. Susunan plumae terdiri dari: Shaft (tangkai),
yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu ,rachis yaitu lanjutan
calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis
dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun
atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada
pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus
disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile. Menurut letaknya, bulu aves
dibedakan menjadi: Tectrices, bulu yang menutupi badan. Rectrices, bulu yang
berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
Remiges, bulu pada sayap
2.2
Sistem Pencernaan
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan
berfungsi untuk mengambil makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian
masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan
membesar berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung
kelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi.
Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena
dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan.
Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu
mencerna makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus
halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus
halus.Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah
pada dinding usus halus.Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara
lambung dan usus.Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari
makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus
(rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Mulut / paruh → Kerongkongan →
Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas
→ Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) →
Kloaka.
2.3
Sistem Pernapasan
Lubang hidung yang terdapat pada paruh menghubungkan
rongga hidung di atas rongga mulut. Glottis pada bagian bawah faring
menghubungkan saluran trakea yang di perkuat denga kartilago. Trakea berlanjut
ke bawah arah leher yaitu syring (kotak suara), tempat terdapatnya otot vocal,
dari syring dilanjutkan ke bronkhos paru-paru berukuran kecil melekat pada
rusuk dan vertebrata di bagian dorsal dari trax dengan jaringan ikat, paru-paru
dimasuki sejumlah broncheolus yang saling berhubungan dan sejumlah dara dari pulmonary.
Pada broncheolus melekat kantung udara yang terdapat di sela-sela organ dalam
pada rongga badan dan menjulur ke ruang disekitar vertebrta leher.
Paru-paru dapat digerakan sedikit oleh otot yang terdapat
disekitar tulang rusuk . jika sternum bergerak turun, dan rusuk menggembung ke
samping udara ke rongga paru-paru , jika kontraksi terjadi sbaliknya. Maka dara
keluar dari rongga paru-paru. Gerakan tersebut dimungkinkan karena struktur
torak yang kaku. Pada sat inspirasi, udara masuk melalui bronchioles ke kantung
udara membantu penyebaran panas tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot dan
aktivitas metabolic lainya. Suara yang terdengar pada burung dihasilkan karena
udara yang bergetar ketika melewati otot syring.
Trakea melanjut sebagai dua buah bronki pada siring (alat
suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4
berpasangan, dan 1 median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase
pasif adalah inhalasi.
2.4
Sistem Saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan
susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur
oleh susunan saraf pusat.
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai
lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah
neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan
keseimbangan burung di waktu terbang.
Bentuk otak dan
bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar
sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus
optikus.lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal
terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan
saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat
baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara
pada langit-langitt bagian belakang.
2.5
Ciri Khusus
Bulu adalah suatu adaptasi vertebrata yang paling luar
biasa karena sangat ringan dan kuat. Bulu terbuat dari keratin, protein yang
juga menyusun rambut dan kuku manusia dan sisik pada reptile. Pertama kali bulu
kemungkinan berfungsi sebagai penyekat selama evolusi hewan endoterm, setelah
itu baru dimanfaatkan sebagai peralatan terbang. Selain penyokong dan membentuk
sayap, bulu juga dapat dimanipulasi untuk mengontrol pergerakan udara disekitar
sayap.
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh
vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan
sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya
sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput
epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup
bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan
selanjutnya
2.6 Organ Indra
Lidah pada umumnya tak dapat
dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata, membrane niktitans (selaput tidur),
dan kelenjar air mata. Tak ada daun telinga, terdapat membrane timpani (selaput
pendengar) di bagian dalam lubang telinga luar. Lubang hidung satu pasang dengan indera
pencium yang kurang baik.pemilihan makanan dengan organ perasa yang berada di
sisi lidah dan langit-langit.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari hasil makalah yang dibuat yaitu :
1.
Nama kelas aves berasal dari bahasa
latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa
yunani, yaitu ornis
2.
Meskipun burung berdarah panas, ia
berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae
alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
3.
Diperkirakan burung berkembang dari
sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu
yang khusus di badannya.
4.
Tulang dadanya tumbuh membesar dan
memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat.
5.
Burung berperan dalam proses penyerbukan
beberapa jenis tumbuhan. Dan sejak jaman dulu burung telah digunakan manusia
untuk berbagai kebutuhan.
6.
Bulu adalah suatu adaptasi vertebrata
yang paling luar biasa karena sangat ringan dan kuat.
7.
Semi plumae adalah kumpulan bulu barbula
yang letaknya tersembunyi di bawah bulu-bulu luar.
8.
Unggas dalam hal ini mengambil contoh
pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif
kecil di bandingkan ukuran tubuhnya.
3.2
SARAN
Karena keterbatasan
informasi dan pengetahuan tentang aves ditambah lagi dengan kurangnya
pemahaman tentang pembuatan makalah ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit
kesulitan dalam pembuatan makalah ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah
saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim 1. http://1.bp.blogspot.com/.59gmopf.o/
saogtjtyudt/AA BY/ 67cuegiPJHS/sl600-h/ Bird.jpg. di akses tanggal 25 september
2014.
Anonim 2. 2014. http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mossopolis.jpg
bentuk-bentuk umum tumbuhan. Diakses tanggal 25 september 2014.
Campbel, Reece, Mitcaell, Jilid 2. 1925
/ 1974. Biologi Edisi Kelima Ciracas Erlangga
: Jakarta.
kistinnah
idun, endang srilestari. 2009. Biologi
BSE makhluk hidup dan lingkungannya. departemen pendidikan nasional.
Kurniati tuti. Dkk. 2009. zoologi vertebrata. prodi pendidikan
biologi fakultas tarbiyah dan keguruan uin : bandung.
Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan. Yudhistira :surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar