MAKALAH ETOLOGI
FENOMENA KOMUNIKASI HEWAN
DAN POLA-POLANYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti –
hentinya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini
kami dapat memperluas pengetahuan mengenai fenomena komunikasi hewan dan
pola-polanya.
Keberhasilan kami dalam
menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta pihak – pihak
terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususun mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari bahwa
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan masukan
dan kritik yang membangun dari dosen
yang membaca makalah ini. Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa pun yang membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kita di masa yang akan datang Amin.
Palu, April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Lampiran
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.........................................................................
1.2
Rumusan
Masalah....................................................................
1.3
Tujuan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etologi.....................................................................
2.2 Analisis Proksimat dan Analisis
Ultimat......................................
2.3 Pendekatan Pengkajian
Etologi..................................................
2.4 Sejarah
Etologi.........................................................................
2.5 Tingkah Laku
Kelinci................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Komunikasi secara
biologis dapat diartikan sebagai suatu aksi atau tindakan dari suatu organisme
(sel) yang dapat merubah suatu pola tingkah laku pada organisme (sel) lain
dengan berbagai cara dan bentuk penyesuaian diri yang dilakukan oleh satu atau
kedua organisme yang bersangkutan. Bentuk penyesuaian diri yang dilakukan dapat
berupa pemberian sinyal, pemberian respon (tanggapan) ataupun keduanya, dimana
hal tersebut telah terprogram secara genetik melalui tahapan-tahapan dalam
seleksi alam.
Pada dasarnya
komunikasi adalah suatu bentuk interaksi atau hubungan antara satu organisme
dengan organisme yang lain. Dapat disebut tidak terjadi komunikasi apabila
suatu aksi hanya berasal dari satu organisme saja tanpa adanya tanggapan atau
respon dari organisme yang lain. Sebagai contoh, walaupun terdapat 2 organisme
pada suatu area tertentu yang terdiri dari 1 organisme pemberi sinyal dan 1
organisme perespon, namun jika sinyal yang diberikan oleh organisme pemberi
sinyal tidak sampai kepada organisme perespon dalam artian organisme tersebut
tidak mengetahui adanya sinyal yang diberikan, maka dalam hal tersebut dapat
dikatakan tidak terjadi komunikasi.
Pada saat yang sama
terdapat beberapa perilaku dan tindakan pada suatu mahluk hidup yang tidak
dapat disebut sebagai komunikasi. Contohnya suatu serangan dari predator tentu
akan merubah perilaku dari mangsanya, akan tetapi disana belum tentu ada atau
bahkan sama sekali tidak terjadi komunikasi antara keduanya. Contoh lainnya
seperti mahluk hidup tertentu yang berhenti ditempat untuk mengamati mahluk
hidup lain yang lewat dan tidak dikenalnya dalam jarak jauh, dimana mahluk
hidup yang lewat tersebut mengubah tingkah laku mahluk hidup yang berhenti
ditempat, namun dalam hal ini mahluk hidup yang mendapatkan sinyal hanya yang
berhenti saja sedangkan yang diamati olehnya tidak merasakan adanya sinyal
apapun, sehingga dalam hal tersebut dapat juga dikatakan tidak terjadi
komunikasi.
Menurut J.B.S Haldane
dalam buku ini menyatakan bahwa alasan terjadinya komunikasi pada mahluk hidup
adalah beratnya efisiensi energi penuh yang harus dikeluarkan untuk memberikan
sinyal dan mendapatkan respon. Sehingga dengan terjadinya komunikasi antara
mahluk hidup, energi diperlukan untuk dijadikan sebagai sinyal menjadi lebih
kecil namun dengan kemungkinan respon yang akan didapatkannya menjadi lebih
besar. Pendapat ini tentu saja tidak dapat secara keseluruhan menggambarkan
bentuk hubungan diantara seluruh mahluk hidup. Sebagai contoh terdapat beberapa
mahluk hidup yang menggeram atau menyalak satu sama lain pada saat perluasan
teritorialnya, hewan-hewan tersebut tentu dapat dikatakan menghentikan
komunikasi dan lebih condong untuk memulai pertarungan untuk perebutan teritori
tersebut. Contoh yang lain adalah suatu mahluk hidup berusaha mengangkat mahluk
hidup lain yang jatuh ke tanah, dalam hal ini mahluk hidup tersebut jelas
menggunakan energi yang besar untuk mendapatkan respon, namun mungkin inilah
yang disebut dengan komunikasi yang sebenarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kedua contoh tersebut bertentangan dengan prinsip dari J.B.S Haldane mengenai
alasan dari komunikasi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan komunikasi hewan ?
2.
Bagaimana
fenomena komunikasi hewan ?
3.
Bagaimana
prinsip dan pola-pola komunikasi hewan ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi
hewan.
2. Mengetahui fenomena komunikasi
hewan.
3. Mengetahui prinsip dan pola-pola
komunikasi hewan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Komunikasi Hewan
Komunikasi hewan adalah
semua perpindahan informasi pada bagian dari salah satu hewan yang memiliki
efek pada perilaku sekarang atau masa depan dari hewan lainnya. Kajian mengenai
komunikasi hewan—terkadang disebut Zoosemiotik (didefinisikan sebagai ilmu komunikasi
sinyal atau semiosis) telah memainkan peranan penting dalam metodologi dari
etologi, sosiobiologi, dan ilmu kognisi hewan. Komunikasi hewan adalah wilayah
ilmu yang tumbuh cepat. Bahkan pada abad 21, banyak pemahaman sebelumnya yang
berhubungan dengan berbagai bidang seperti penggunaan nama simbolik personal,
emosi hewan, kultur hewan, pembelajaran, dan bahkan perilaku seksual hewan,
yang lama dianggap telah cukup dipahami, telah dirombak kembali.
Komunikasi tidak hanya
terjadi pada manusia, melainkan juga terjadi pada hewan. Hanya saja komunikasi
hewan sangat sederhana, ditandai dengan tindakan– tindakan bersifat refleks.
Hewan berkomunikasi dengan mengandalkan insting, serta bahasa isyarat seperti
menggonggong, menggeram, menyerang dan lain-lain. Komunikasi hewan cenderung
dilandasi penggunaan tanda alamiah. Semakin tinggi intelegensi pada hewan
semakin rendah nalurinya. Yang membedakan komunikasi antara manusia dengan
hewan adalah makna. Komunikasi manusia sarat dengan makna, komunikasi hewan tidak.
bagus
BalasHapus