Senin, 28 September 2015

TANAH DAN MINERAL TUMBUHAN


MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

TANAH DAN MINERAL TUMBUHAN


KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti – hentinya penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas berkat rahmatnya penulis, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini penulis membahas mengenai tanah dan mineral tumbuhan.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta pihak – pihak terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususn mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya. Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena, itu penulis mengharapkan masukan dan kritik yang  membangun dari dosen yang membaca makalah ini. Penulis berharap hasil dari makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkannya. Semoga makalah ini dapat meningkatkan  pemahaman kita di masa  yang akan datang. Amin.


Palu,   September  2015

              Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN
1.1         Latar belakang
Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas sel – sel untuk mengambil zat-zat makanan dari komponen sel itu sendiri sebagai sumber energi. Suplai dan absorpsi dari senyawa-senyawa kimia yang diperlukan untuk proses pertumbuhan dan metabolisme disebut nutrisi. Dan senyawa kimia yang diperlukan oleh organisme disebut  nutrien (unsur hara). Mekanisme bagaimana unsur hara  dikonversi menjadi material selular atau digunakan sebagai sumber energi  dikenal dengan proses metabolisme. Istilah metabolisme mencakup berbagai reaksi yang terjadi pada sel hidup untuk mempertahankan hidup dan untuk pertumbuhan. Dengan demikian nutrisi dan metabolisme mempunyai hubungan  timbal balik. Pada dasarnya tumbuhan-tumbuhan hijau sangat berbeda dengan manusia, binatang dan mikroorganisme lainnya yang membutuhkan senyawa organik dari luar. Elemen esensial adalah elemen yang harus ada agar siklus hidup yang normal dari organisme  bisa terjadi dan fungsinya tidak bisa diganti oleh senyawa kimia lainnya. Tambahan pula unsur-unsur itu harus mencakup nutrisi sebagai bahan pokok untuk proses metabolisme yang diperlukan dalam aktivitas enzim. Oleh karena itu pada makalah ini kami mencoba membahas tentang nutrisi yang diperlukan tumbuhan dan proses penyerapannya. 
Tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan, karena tanah merupakan media bagi tumbuhan yang hidup di atasnya, sumber nutrisi, dan tempat melekatkan diri dengan akarnya.
Tanah diperlukan tumbuhan sebagai tempat hidup (habitat) dimana tumbuhan tersebut ditanam. Namun yang tak kalah penting adalah unsur hara yang terkandung dalam tanah yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, tumbuhan menyerap tanah yang mengandung unsur hara dengan berbagai proses.
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari pertumbuhan suatu pohon. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh tumbuhan. Adapun nutrisi di dalam tanah adalah berupa air dan mineral.

1.2         Rumusan masalah
1.           Bagaimana struktur tanah dan mineral pada tumbuhan ?
2.           Apa saja komposisi tanah dan mineral pada tumbuhan ?
3.           Apa ciri-ciri dan upaya untuk melestarikan sumber daya tanah ?
4.           Apa saja lapisan dan jenis-jenis tanah ?
5.           Bagaimana peranan tanah dalam nutrisi tumbuhan ?

1.3         Tujuan
1.            Mengetahui  struktur tanah dan mineral pada tumbuhan.
2.            Mengetahui komposisi tanah dan mineral pada tumbuhan.
3.            Mengetahui ciri-ciri dan upaya untuk melestarikan sumber daya tanah.
4.            Mengetahui lapisan dan jenis-jenis tanah.
5.            Mengetahui peranan tanah dalam nutrisi.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Tanah
Tanah berasal dari pelapukan  batuan  dengan bantuan organisme , membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis'' . Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah . Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika , kimia , dan biologi  yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny  (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss  yang bekerja di Amerika Serikat , menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme  (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi ) seiring dengan berjalannya waktu .
a.              Komponen-komponen Tanah
1.             Mineral
          Partikel-partikel yang mewujudkan tanah itu berupa hancuran batu-batuan.
2.             Zat Organik
          Zat-zat organik di dalam tanah berasal dari penguraian sisa-sisa tanaman dan hewan akibat kegiatan bakteri, jamur dan organisme lain yang berfungsi untuk siklus perubahan zat-zat yang terdapat di dalam tanah
3.             Air dan Larutan Tanah
          Air tanah mengandung segala macam bahan yang terdapat di dalam tanah yang disebut larutan tanah.
4.             Udara yang ada di dalam tanah
          Udara yang ada di dalam tanah mengisi rongga-rongga yang ada di sela-sela partikel. Makin besar partikelnya makin banyak udara di sela-selanya.
5.             Oranisme yang ada di dalam tanah
          Organisme dalam tanah adalah flora yang terdapat di bagian atas dan dalam lapisan tanah, mikroorganisme seperti; bakteri, ganggang bersel satu, ganggang bersel banyak dan jamur, bekteri pengurai selulosa, bakteri yang mengikat nitogen serta bakteri belerang tergolong bakteri yang menyuburkan tanah. Bakteri anaerob yang meruksi nitrat menjadi nitogen yag terlepas ke udara dapat merugikan tanaman. Fauna yang terdapat dalam tanah : protozoa, nematoda, serangga beserta larvanya. Tanah yang mengandung cukup bahan organik mempunyai ventilasi udara yang baik serta mempunyai temperatur ± 300c.
a.             Karakteristik Tanah
          Tubuh tanah (solum ) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier  dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol /humosol ) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi .
            Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut  dan kelak dapat menjadi batu bara . Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam  organik (substansi humik) hasil dekomposisi  berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral , pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur  (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum . Tanah non-organik didominasi  oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah  demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel  pembentuk tanah: pasir , lanau  (debu), dan lempung . Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh  (loam).
            Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi  maupun proses pengendapan di rawa-rawa . Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi  yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya.
b.             Komponen Tanah
          Ada lima komponen yang dapat kita kategorikan sebagai komponen tanah
•         Mineral Tanah
          Mineral tanah berasal dari batu-batuan induk,yang oleh berbagai macam proses mengalami penghancuran sehingga menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Penghancuran batuan induk dialam dapat terjadi karena iklim (perubahan panas dan dingin,hujan,angin),oleh aktivitas tumbuhan pionir (lumut kerak atau lichen) atau kegiatan mekanik seperti terjadinya gesekan-gesekan antar batuan dan oleh adanya aktivitas manusia
•        Organik Tanah
          Bahan organik didalam tanah berasal dari tumbuhan dan hewan-hewan yang telah mati,yang setelah mengalami penghancuran dan pembusukan oleh serangga dan mikroba,komponen organiknya akan masuk kedalam tanah dan merupakan bagian dari tanah tersebut. bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
•      Air dan larutan Tanah
       Air dalam tanah merupakan komponen yang penting bagi kehidupan tumbuhan yang tumbuh diatasnya,air dalam tanah berkisar mulai dari kurang sekali sampai jenuh dengan air,didalam air tanah biasanya terlarut banyak mineral dan senyawa lainya,yang secara keseluruhan disebut larutan tanah dan merupakan sumber nutrisi bagi tumbuhan.
•     Amosfir Tanah
         Udara yang mengisi rongga-rongga antar partikel tanah disebut atmosfir tanah.kandungan udara antar partikel tanah disebut atmosfir tanah.kandungan udara antar partikel tanah ini sangat ditentukan oleh ukuran tanah yang membangunnya dan berkisar antara 30% untuk tanah pasir sampai 50% untuk tanah liat. Kandungan udara tanah ini akan lebih besar lagi pada tanah-tanah yang kaya akan bahan organik. pada tanah yang kandungan airnya berlebihan,sehingga mengisi seluruh rongga antar partikel tanah, kandungan udara tanahnya dapat mendekati 0%.
•       Organisme Tanah
         Organisme yang hidup dalam tanah dapat dimasukkan sebagai bagian dari tanah itu sendiri,organism tanah yang terdiri dari flora dan fauna tanah,banyak membantu dalam menentukan struktur dan sipat tanah,seperti tingkat kegemburan tanah,kandungan organic dan mineral tanah serta udara tanah,termasuk kedalam flora tanah adalah bakteri,jamur dan ganggang,sedangkan yang termasuk kedalam fauna tanah adalah protozoa,insekta dan hewan-hewan tinggi yang membuat lubang didalam tanah.
            Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
c.              Lapisan Tanah
          Tanah terdiri atas lapisan-lapisan. Lapisan tanah berturut-turut dari atas ke bawah setiap lapisan memiliki jenis tanah yang berbeda bergitu pula dengan struktur tanah tanah, batuan yang dikandung dalam tanah, jenis kesuburan tanah dan lain sebagainya.
1.             Tanah Lapisan Atas
          Tanah lapisan atas berwarna gelap dan kehitam-hitaman, tebalnya antara 10 – 30 cm. Lapisan ini merupakan lapisan tersubur, karena adanya bunga tanah atau humus. Lapisan tanah atas (top soil) merupakan bagian yang optimum untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan. Semua komponen-komponen tanah terdapat di lapisan ini, yaitu mineral 45%, bahan organik 5%, air antara 20 – 30% dan udara dalam tanah antara 20 – 30%.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYleOHilPxylFJVrySRLb6LTFEbRxjSq_Ya2atSp4Zgf7eQhn9EoA2hSP4iKsiddBsKuggSYDNOLhbK7qFYl2WGGHm561TnV2JD2IEViC5arNUFe1C9qB7EmHWKQFJP_TDrkZu97UMWn_B/s1600/lapisan+kerak+bumi.jpg
2.             Tanah Lapisan Bawah
          Tanah lapisan bawah warnanya lebih cerah dan lebih padat daripada tanah lapisan atas. Lapisan tanah ini tebalnya antara 50 – 60 cm, lebih tebal dari lapisan tanah atas, sering disebut tanah cadas atau tanah keras. Di lapisan tanah ini kegiatan jasad hidup mulai berkurang. Biasanya ditumbuhi tanaman berumur panjang dan berakar tunggang dalam dan panjang agar mencapai lapisan tanah.
3.              Batuan Induk Tanah
           Batuan induk merupakan batuan asal dari tanah. Lapisan tanah ini warnanya kemerah-merahan atau kelabu keputih-putihan. Lapisan itu dapat pecah dan diubah dengan mudah, tetapi sukar ditembus akar. Di lereng-lereng gunung, lapisan itu sering terlihat jelas karena lapisan atasnya telah hanyut oleh air hujan.
Semakin ke dalam lapisan ini merupakan batuan pejal yang belum mengalami proses pemecahan. Pada lapisan ini tumbuhan jarang bisa hidup.
d.             Struktur Tanah
          Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik.Tanah sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di bumi karena tanah membantu pertumbuhan tumbuhan dengan menyediakan hara,air dan unsur-unsur yang di perlukan tumbuhan untuk tumbuh sekaligus sebagai penopang akar Tanah juga menjadi habitat hidup bagi makhluk mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi tempat untuk hidup dan bergerak. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
          Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan organisme tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular), lempeng, balok,prismatik,dan tiang. Pembagian jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada berbagai macam.Berikut ini adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA(United States Department of Agriculture) Entisols,adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur & metamorf.
1.             Histosols, adalah tanah yang terbentuk dari pembusukkan jaringan tanaman sehingga mengandung banyak bahan organik.
2.             Inceptisols, adalah tanah mineral yang usianya masih muda.
3.             Verticols, adalah tanah mineral dengan warna abu kehitaman, mengandung lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim kering dan memiliki batuan induk kaya akan kation.
4.             Oxisols, adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga kandungan zat hara sedikit sementara kandungan alumunium dan besi tinggi.
5.             Andisols, adalah tanah berwarna gelap yang terbentuk dari endapan vulkanik.
4.             Mollisols, adalah tanah mineral yang serupa dgn tanah praire, terbentuk dari batuan kapur.
5.             Ultisols, adalah tanah yang berwarna kuning-merah yang telah mengalami pencucian.


e.              Jenis-Jenis Tanah
1.             Tanah Vulkanis
a.       Tanah Andosol
•        Proses terbentuknya : dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan
•        Ciri-ciri : warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur
•        Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara
•        Persebaran : Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi
b.      Tanah Regosol
•        Proses terbentuknya : dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar
•        Ciri-ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah
•        Pemanfaatannya : untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa
•        Persebaran : di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara
c.       Tanah Aluvial (Tanah Endapan)
•        Proses terbentuknya : tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah
•        Ciri-ciri : warna kelabu dan peka terhadap erosi
•        Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian sawah dan palawija
•        Persebaran : Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi dan Papua bagian selatan
2.             Tanah Organosol
a.       Tanah Humus
•        Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan bahan-bahan organik
•        Ciri-ciri : warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur
•        Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian
•        Persebaran : Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara
b.      Tanah Gambut
•        Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan tumbuhan / bahan organik di daerah yang selalu tergenang air (rawa-rawa)
•        Ciri-ciri : bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur
•        Pemanfaatannya : untuk pertanian pasang surut
•        Persebaran : Pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, Papua, Pantai Selatan
3.             Tanah Litosol (tanah berbatu-batu)
•        Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar / kasar
•        Ciri-ciri : tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi
•        Pemanfaatannya : masih alang-alang, bisa untuk hutan
•        Persebaran : Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera
4.             Tanah Podzol
•        Proses terbentuknya : di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi
•        Ciri-ciri : warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang subur
•        Pemanfaatannya : untuk pertanian palawija
•        Persebaran : Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Papua
5.             Tanah Laterit
•        Proses terbentuknya : Tanah yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir ke dalam tanah
•        Ciri-ciri : warna cokelat kemerah-merahan, tidak subur
•        Pemanfaatannya : untuk lahan pertanian
•        Persebaran : Kalimantan Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara
6.             Tanah Mergel
•        Proses terbentuknya : dari hasil campuran pelarutan kapur, pasir dan tanah liat karena peristiwa air hujan
•        Ciri-ciri : tidak subur
•        Pemanfaatannya : untuk hujan jati
•        Persebaran : Yogyakarta, Priangan Selatan di Jawa Barat, pegunungan Kendeng di Jawa Tengah, Kediri, Madiun, Nusa Tenggara
7.      Tanah Terarosa (Kapur)
a.      Tanah Renzina
•        Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggi
•        Ciri-ciri : warna putih sampai hitam, miskin unsur hara
•        Pemanfaatannya : untuk palawija, hutan jati
•        Persebaran : Gunung kidul , Yogyakarta
b.       Tanah Mediteran
•        Proses terbentuknya : hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen
•        Ciri-ciri : Warna putih kecoklatan, keras, tidak subur
•        Pemanfaatannya : untuk pertanian tegalan, hutan jati
•        Persebaran : Pegunungan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Sumatera

f.              Upaya Untuk Melestarikan Sumber Daya Tanah
•        Pemupukan diusahakan dengan pupuk hijau / pupuk kandang / pupuk kompos
•        Dibuat hutan-hutan cadangan pada lereng-lereng gunung
•        Membuat terassering / sengkedan di daerah-daerah miring
•        Membuat penghijauan dan reboisasi pada daerah yang gundul, dan sebagainya.



2.2    Mineral Tumbuhan
          Nutrisi mineral merupakan elemen utama yang diperoleh dalam bentuk anorganik ion dari dalam tanah. Meskipun nutrisi mineral sikl;usnya berkelanjutan pada semua organisme, mereka memasuki predominan biosfer ke seluruh sistem akar pada tumbuhan, jadi dalam aksi tumbuhan sebagai mineral kerak bumi. Daerah permukaan terluas akar dan kemampuan mereka untuk meneyerap ion-ion anorganik pada konsentrasi rendah dari tanah membuat penyerapan mineral berlangsung sangat efektif prosesnya pada tumbuhan setelah dilakukan penyerapan oleh akar, elemen mineral akan ditranslokasikan ke berbagai bagian tumbuhan dimana mereka digunakan dalam banyak fungsi biologi. Organisme lain seperti mikorhiza, fungi, dan Nitrogen pada bekteri sering bekerja sama dengan akar dalam penyerapan nutrisi (Taiz dan Zeiyer, 2002).
          Mineral bagi tumbuhan :
a.              Ketersediaan unsur-unsur hara (mineral) makro dan mikro tersebut sangat penting karena setiap zat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda.
b.             Hal itu pula yang mengakibatkan kebutuhan tumbuhan untuk setiap zat berbeda-beda jumlahnya.
c.              Tumbuhan memerlukan banyak unsur Nitrogen, Phosphor dan Kalium dalam jumlah banyak, sedangkan mineral lain diperlukan lebih sedikit.
Mineral yang dibutuhkan tanaman mineral yang dibutuhkan tanaman Oleh: Abdul Syahid, SP., MP Elemen/Unsur Essensial Dari hampir 60 elemen/unsur yang terdapat di dalam tubuh tanaman, hanya 16 unsur yang teridentifikasi sebagai unsur essensial. Dari 16 unsur essensial tersebut terbagi ke dalam 2 (dua) kelompok unsur, yaitu
1)  Unsur Makro; C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg. dan
2) Unsur Mikro; Zn, Fe, Mn, Cu, Mo, B, dan Cl.
Kriteria Elemen/unsur essensial Menurut Arnon (1950), kriteria elemen/unsur essensial adalah :
a.    Apabila elemen diambil dari media tanam, maka tanaman akan tidak dapat melengkapi pertumbuhan vegetatif atau siklus hidupnya;
b.     Apabila fungsi spesifik biokimia elemen tersebut tidak dapat digantikan oleh elemen yang lain;
c.  Apabila elemen tersebut merupakan komponen yang diperlukan dalam pembentukan metabolit yang essensial.
          Unsur Makro Yaitu unsur yang diambil oleh tanaman dalam jumlah yang relatif besar.
1. Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) Merupakan penyusun dari komponen organik dari tanaman. Karbon diambil tanaman dalam bentuk CO2, Hidrogen dalam bentuk H+ dan OH-, dan Oksigen dalam bentuk O2 dan OH-.
2. Nitrogen (N) Diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk NO3-, NH4+. Sebagian diambil tanaman melalui fiksasi bakteri yang bersimbiosis dengan akar. Nitrogen diperlukan untuk sintesis asam amino, enzym, vitamin, klorofil, dsb. Gejala Defisiensi: pertumbuhan terhambat, Klorosis, memperlambat pembungaan. Kelebihan Suplai: warna daun hijau gelap, perkembangan akar buruk, menghambat pembungaan dan pembentukan biji.
3. Fosfor (P) Diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion fosfat (H2PO4- dan HPO4-2. Terdapat kira-kira 0,2 – 0,8% dari total berat kering tanaman. Konsentrasi unsure P tertinggi terdapat pada jaringan meristematik dan buah. Unsur P penting dalam reaksi transfer energi pada proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi. Gejala Defisiensi : daun berwarna hijau tua atau keunguan, daun gugur secara premature, masa dormansi menjadi panjang.
4. Sulfur (S) Diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk ion Sulfat (SO4-2). Unsur S diperlukan dalam sintesis asam amino sistin, sistein, dan metionin. Unsur S berperan sebagai bahan produksi sekunder yang mudah menguap seperti allyl sulfit pada bawang-bawangan. Gejala Defisiensi :Klorosis pada daun muda, daun gugur secara premature, memperlambat pembungaan dan pembentukan buah.
5. Kalsium (Ca) Di dalam tanah dalam bentuk ion Ca2+. Unsir Ca berperan sebagai elemen struktural dinding sel dan mengatur aliran ion di akar. Berperan juga dalam nitrat reduktase, amilase, ATP-ase, Fosfolipase P. Gejala Defisiensi : Klorosis pada daun, tepi daun tampak melengkung, kerusakan pada akar.
6. Kalium (K) Di dalam tanah dalam bentuk K+. Peranan unsur K adalah sebagai aktivator beberapa enzym seperti DNA polymerase, aldolase, dll. Juga diperlukan dalam proses translokasi hasil fotosintesis, membuka dan menutup stomata, sintesis asam nukleat dan klorofil. Berperan dalam nitrat reduktase, amilase, ATP-ase, Fosfolipase P.
7. Magnesium (Mg) Di dalam tanah dalam bentuk larutan silikat dan karbonat. Mg berperan sebagai penyusun klorofil. Berperan penting dalam pengaturan metabolisme karbohidrat dan lipid. Sebagai aktivator beberapa enzym, seperti RuBP karboksilase. Gejala Defisiensi: batang menjadi keras dan berkayu serta berwarna hijau kekuningan.
          Unsur Mikro Yaitu unsur yang diambil oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil.
1. Besi (Fe) Fe terdapat di dalam tanah dalam bentuk oksida. Beberapa peranan Fe bagi tanaman adalah diperlukan untuk sintesis klorofil, penyusun dari ferridoksin, katalase, ferroksidase, sebagai aktivator enzym nitrat reduktase. Gejala Defisiensi :Klorosis dan nekrosis pada daun.
2. Mangan (Mn) Diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk Mn2+. Peranan Mn bagi tanaman adalah sebagai aktivator pada enzym respirasi (malic dehydrogenase dan oxalosuccinic decarboxilase) dan metabolisme N (nitrit reduktase), Penting dalam sintesis klorofil. Gejala Defisiensi : Klorosis dan nekrosis pada daun, perkembangan perakaran buruk.
3. Tembaga (Cu) Diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk Cu2+ dan Cu3+. Unsur Cu dalam konsentrasi yang tinggi akan bersifat racun bagi tanaman. Berperan dalam transport elektron pada reaksi fotosintesis. Gejala Defisiensi : pertumbuhan terhenti.
4. Seng (Zn) Zn diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk Zn2+. Dalam konsentrasi yang tinggi akan bersifat racun bagi tanaman. Zn diperlukan dalam sintesis IAA. Berperan dalam metabolisme karbohidrat. Gejala Defisiensi : Klorosis dan nekrosis pada daun, Pertumbuhan batang terhambat.
5. Molybdenum (Mo) Mo di dalam tanah dalam bentuk H2MoO4, HMoO42-, MoO42-. Fungsi yang paling penting dari Mo adalah sebagai aktivator enzym nitrit reduktase pada proses fiksasi nitrogen. Diperlukan dalam sintesis asam askorbat. Gejala Defisiensi : menghambat pembentukan bunga. Apabila bunga tetap terbentuk, maka akan gugur sebelum menjadi buah.
6. Boron (B) Di dalam tanah dalam bentuk HBO42-, H2BO3-, BO3-. Peranan Unsur Bo bagi tanaman adalah memfasilitasi translokasi gula. Diperlukan dalam pembungaan, pembentukan buah, fotosintesis, dan metabolisme N. Gejala Defisiensi : Akar akan mati.
7. Klor (Cl) Di dalam tanah dalam bentuk Cl-. Unsur Cl berpengaruh terhadap turgor. Unsur Cl juga diperlukan dalam fotolisis air selama proses fotosintesis. Gejala Defisiensi : Layu pada daun diikuti klorosis dan nekrosis, akar menjadi pendek dan kerdil.
          Fungsi mineral bagi tumbuhan yaitu Mineral diperlukan oleh tanaman terutama dalam transpor. Misalkan suatu zat mineral berupa larutan hinggap pada salah satu daun, maka dalam hitungan detik, zat tersebut diserap oleh ektodesm yang ada pada permukaan daun. Dan tidak lama kemudian zat tersebut dialirkan ke bagian-bagian tanaman. Kejadian ini berkaitan erat dengan adanya proses fotosintesis di daun.
          Ketersediaan unsur-unsur hara (mineral) makro dan mikro tersebut sangat penting karena setiap zat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda. Hal itu pula yang mengakibatkan kebutuhan tanaman untuk setiap zat berbeda-beda jumlahnya. Seperti kita tahu, tanaman memerlukan banyak unsur Nitrogen, Phosphor dan Kalium dalam jumlah banyak, sedangkan mineral lain diperlukan lebih sedikit.



BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
1.             Tanah berasal dari pelapukan  batuan  dengan bantuan organisme , membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis'' . Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah . Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika , kimia , dan biologi  yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
2.             Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching).

3.2         Saran
Semoga makalah yang dibuat dapat bermanfaat dalam mempelajari fisiologi tumbuhan sehingga dengan adanya perkembangan zaman kita dapat memperluas pengetahuan dan mengkajinya lebih dalam.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. https://anugrahjuni.wordpress.com/biologi-in/mineral-nutrition/html. Diakses pada 15 september 2015.
Campbell, Neil A. 2003. Biologi Jilid II.Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro. 1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT.Gramedia.
http://www.caragampang.com/2014/08/pengertian-struktur-tanah.html
http://nfithrinst.blogspot.co.id/2012/09/tanah-dan-nutrisi_1.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar