MAKALAH
BIOLOGI SEL
SEL DAN JARINGAN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur tak henti –
hentinya kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatnya kami, dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Melalui makalah ini
kami dapat memperluas pengetahuan mengenai sel dan jaringan.
Keberhasilan kami dalam
menyelesaikan makalah ini tidaklah terlepas dari peran serta pihak – pihak
terkait. Atas segala bantuan dan yang diberikan penyususun mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari bahwa
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan masukan
dan kritik yang membangun dari dosen
yang membaca makalah ini. Penyusun berharap hasil dari makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkanya. Semoga makalah ini dapat
meningkatkan pemahaman kita di masa yang akan datang Amin.
Palu, Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Lampiran
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.........................................................................
1.2
Rumusan
Masalah....................................................................
1.3
Tujuan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembelahan Sel.........................................................................
2.2 Pertautan Antar Sel.................................................................
2.3 Pertautan
Penyumbat................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
|
4
5
5
6
9
9
13
13
|
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Sel tentunya sahabat biologi sudah
sangat sering mendengar kata ini, nah postingan kali ini akan membahas tentang
bagaimana sebenarnya proses pembelahan sel, Pengertian Pembelahan sel, serta
macam-macam pembelahan sel dan tahapannya
Sel merupakan unit terkecil dari
organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila
tidak ada koordinasi anatara satu dengan yang lain. Miliaran sel penyusun
setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya
sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme itu untuk berkembang. Mulai
dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan system yang
menjalankan organisme untuk hidup.
Sel adalah unit
structural dan fungsional dari semua organisme, unit dasar yang mempunyai semua
ciri khas benda hidup. Generalisasi selanjutnya, yang mula-mula dikemukakan
secara jelas oleh Virchow dalam tahun 1855 adalah bahwa sel-sel baru dapat
terjadi hanya karena pembelahan dari sel-sel yang sudah ada sebelumnya.
Kesimpulan, semua sel yang ada sekarang dapat ditelusuri moyangnya sampai benda
hidup yang paling dini.
Tubuh hewan tingkat
tinggi terdiri atas banyak sel, yang berbeda dalam ukuran, bentuk dan fungsi.
Sekelompok sel yang berbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi
tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel
yang tidak hidup, disamping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan yang
dapat digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi system organ
: esophagus, lambung, usus, hati, pancreas dan lain-lain. Tiap organ, umpamanya
lambung , terdiri atas berbagai jenis jaringan – epitel, otot, jaringan ikat,
saraf – dan tiap jaringan terdiri atas sejumlah besar, atau air tawar mungkin jutaan sel.
Organisme bersel banyak
terdiri atas berbagai macam sel yang berbeda-beda, berjuta-juta sel yang
dikumpulka atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk ,struktur, dan fungsinya.
Sejumlah sel yang mempunyai bentuk, struktur, dan fungsi yang sama disebut
jaringan. Pada hewan dan manusia
terdapat empat macam jaringan yaitu: jaringan ikat, jaringan saraf, jaringan
epitel, dan jaringan lemak. Dimana masing-masing jaringan memilikii struktur
yang khas untuk melakukan fungsi tertentu, serta ada sel-sel hidup yang semakin
bertambah dan brlangsung pula pembelahan
yang merupakan lapisan dan akan memberikan bentuk yang tetap pada sel-sel
tertentu.
Sel-sel yang mempunyai
bentuk tetap sudah tentu akan melakukan fungsi yang tetap. Dengan demikian,
akan membentuk suatu jaringan. Oleh karena itu, setiap individu makhlukh hidup
terdapat berbagai macam jaringan yang menjalankan fungsi dari setiap jaringan.
Organisme multi-seluler disusun dari berbagai macam sel yang berbeda-beda dan
berkelompok berdasarkan bentuk, ukuran struktur dan fungsinya. Pada hewan dan
manusia terdapat emppat macam jaringan utama yaitu: jaringan epitel, jaringan
pengikat, jaringan otot dan saraf. Sedangkan jaringan tumbuhan terdiri atas
jaringan meristem dan jaringan dewasa dimana jaringan dewasa terdiri lagi atas:
jaringan epidermis, jaringgan parenkim, jaringan penyokong / penunjang,
jaringan gabus / periderm dan jaringan transpor.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pembelahan sel secara kariokinesis dan sitokinesis ?
2.
Bagaimana
pertautan antar sel ?
3.
Bagaimana
dengan pertautan penambat, desmosom dan pertautan penghubung ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui pembelahan sel secara
kariokinesis dan sitokinesis.
2. Mengetahui pertautan antar sel.
3. Mengetahui pertautan penambat,
desmosom dan pertautan penghubung.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pembelahan
Sel
Pembelahan sel adalah
sebuah proses dimana sel induk membelah atau membagi dirinya menjadi 2 atau
lebih sel anak. Pembelahan sel merupakan bagian dalam tubuh kita. Kita
bertumbuh karena sel-sel di dalam tubuh kita membelah diri.
Dalam siklus sel,
terdapat dua tahap, yaitu interfase dan M-Phase. Interfase adalah tahap dimana
sel tidak membelah. Tahap ini berlangsung selama 15 jam dan terdapat 3 tahap,
yaitu G1 Phase (fase organel sel berduplikat), S-Phase (fase replikasi DNA), dan
G2 Phase (fase pertumbuhan sel dan sintesis protein). Pada tahap M-Phase
barulah sel mulai membelah. Thap ini hanya berlangsung 2 jam dan terdiri dari
proses kariokinesis dan sitokinesis. Kariokinesis adalah tahap di mana proses
pembelahan nukleus sel melalui tahap ProMAT, sedangkan sitokinesis adalah tahap
pembelahan sitoplasma. Pembelahan sel dibagi menjadi 2 jenis menurut jenis sel
yang membelah, yaitu pembelahan pada sel prokariotik dan pada sel eukariotik.
2.1.1
Kariokinesis
Dalam tahap
kariokinesis, pembelahan mitosis hanya berlangsung dalam satu ProMAT dan
sebelumnya ada tahap interfase. ProMAT merupakan proses pembelahan yang terdiri
dari profase, metafase, anafase, dan telofase.
a.
Interfase
Pada tahap ini sel
tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan merupakan tempat sintesis
protein serta materi yang berwarna gelap dikenal sebagai kromatin atau bentuk
benang-benang kromosom sehingga bentuk kromosom tidak dapat dilihat secara
jelas. Pada salah satu ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang disebut
sentrioles, tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak muncul.
b.
Profase
Pada tahap ini DNA
mulai dikemas menjadi kromosom. Kromosom mulai memendek dan menebal.Pada sel
hewan sentriol membelah dan masing-masing bergerak ke kutub yang berlawanan dan
terbentuk benang-benang spindle yang terhubung ke kutub-kutub. Pada akhirnya
kromosom terlihat terdiri dari dua kromatid yang terikat pada
sentromer.Nucleolus hilang dan membran nucleus hancur.
c.
Metafase
Pada fase ini, kromosom
berpindah menjadi satu garis yang disebut the equator. Selain itu, muncul
benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada sentromer setiap kromosom.
Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang berlawanan.
d.
Anafase
Masing-masing sentromer
yang mengikat kromatid membelah bersamaan dan kromatid bergerak menuju kutub
pembelahan, menghasilkan salinan kromosom berpasangan. Kromatid pada tahap ini
berpisah dan bergerak kearah kutub yang berbeda. Penarikan terjadi karena
pemendekan benang spindel. Kromatid pada fase ini tidak disebut sebagai
kromatid, tetapi kromosom tunggal.
e.
Telofase
Pada tahap ini kromosom
mulai mengatur membentuk nukleus yang terpisah dan dikelilingin memberan
nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit dan lama kelamaan membelah
sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan, pembelahan terjadi dengan cell plate
daripada cleavage burrow.
2.1.2
Sitokinesis
Selama sitokinesis
berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya
cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel.
Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya
akan menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang terbentuk ini
mengandung inti sel, beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis
ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel. Tahap
sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase. Pada proses mitosis
dan sitokinesis tersebut menunjukkan bahwa sentrosom benar-benar dapat
diwariskan dan digandakan secara tepat untuk membentuk dua kutub dalam kumparan
mitosis. Empat Langkah Proses Sitokinesis yaitu:
1.
tahap 1
Langkah pertama dalam
sitokinesis adalah penentuan di mana cincin kontraktil akan terbentuk. Cincin
kontraktil adalah struktur yang berfungsi mirip dengan otot. Filamen yang
membentuk cincin kontraktil meremas semakin ketat, mencubit sel sampai itu
dibagi dua. Posisi cincin kontraktil ditentukan sesuai dengan posisi poros.
Spindle adalah struktur selular yang bertanggung jawab untuk memisahkan
kromosom. Cincin kontraktil terbentuk tegak lurus spindle pada titik tengah
mereka.
2.
tahap 2
Langkah kedua
sitokinesis adalah sebenarnya dari perakitan filamen yang membentuk cincin
kontraktil. Filamen ini terdiri dari protein yang disebut aktin. Aktin
berlimpah dalam sel dan terus rusak dan dibangun kembali sesuai kebutuhan.
Filamen aktin yang digunakan selama langkah ini kemungkinan besar direkrut
selama tahap-tahap awal mitosis.
3.
tahap 3
Selama langkah ketiga
sitokinesis kontraksi cincin kontraktil membagi sel dalam setengah. Sebuah
protein yang disebut miosin menyebabkan filamen aktin cincin untuk bergerak
melewati satu sama lain untuk menimbulkan kontraksi. Proses ini sangat mirip
dengan proses dimana otot-otot tubuh. Beberapa filamen aktin menyusun cincin
dikeluarkan selama langkah ini untuk memungkinkan penurunan ukuran cincin.
4.
tahap 4
Langkah terakhir dari
sitokinesis juga merupakan langkah terakhir dari pembelahan sel. Membran plasma
dan sitoplasma dipecah dan dibangun kembali untuk membentuk sel-sel baru.
Langkah ini membeku pemisahan itu dan memungkinkan sel anak yang baru dibentuk
untuk berfungsi secara independen.
2.2
Pertautan
Antar Sel
Sel pada suatu jaringan
atau organ dapat mengadakan hubungan dengan sesama sel maupun dengan substansi
antar selnya yang disebut juga sebagai pertautan sel. Pertautan sel pada hewan
sangat berbeda-beda, seperti pada jaringan ikat , martiks ekstra sel atau substansi
antar sel, sangat melimpah, sedangkan sel sel di dalamnya jarang. Matriks ini
mengandung banyak polimer berupa serabut dan terutama kolagen. Pada jaringan
mikat matrikslah yang menahan tekanan yang mengenainya.
Sedangkan pada jaringan
epithelium, sel penyusunnya terikat erat satu dengan yang lain membentuk suatu
lembaran. Pada jaringan ini kandungan matriksnya sedikit namun banyak diisi
oleh sel. Di jaringan epithelium ini, sebagian besar tekanan ditahan oleh sel-sel
penyusun jaringan.
Dengan adanya anyaman
filament yang terikat pada permukaan dalam selaput sel tempat terbentuknya
pertautan sel lain atau dengan matriks lain. Dengan terbentuknya pertautan
tersebutmaka jaringan tersebut beerperan sebagai penghalang air, zat-zat
terlarut, dan set dari kompartemen yang satu dengan kompartement yang lain.
2.3
Pertautan
Penyumbat
Berdasarkan fungsinya pertautan antar sel dapat dikelompokkan
menjadi tiga. kelompok fungsional yaitu: pertautan penyumbat,pertautan
penambat,dan pertautan penghubung. Klasifikasi pertautan antar sel berdasarkan
fungsi:
2.3.1
Desmosom
( Pertautan penambat)
Desmosom merupakan pertautan untuk melekatkan atau untuk
terjadinya adhesi antara sel sepopulasi, agar sel sel tersebut menjadi kompak
dan rapat, atau secara mekanik menepelkan satu sel ke sel tetangganya atau ke
matriks. Ini Merupakan suatu pertautan yang secara mekanik menempelkan satu sel
ke sel tetangganya atau kematriks. Pertautan ini paling banyak dijumpai di
jaringan-jaringan,terutama yang terkena tekanan mekanis kuat,misalnya jaringan
otot jantung,epithelium kulit,dan leher rahim. Berdasarkan struktur dan
fungsinya terdapat dua macam pertautan penambat yaitu : pertautan tambat yang
merupakan tempat pengikatan filament aktin dari sel satu dari sel yang lain
atau dari satu tempat ke tempat lain di satu sel; desmosoma dan hemidosmosoma
yang merupakan pengikatan filamen intermedia.
Ditinjau dari segi molecular ,pertautan penambat terdiri dari
dua kategori protein yaitu: pertama ,protein pengikat intrasel,yang
menghubungkan kompleks pertautan dengan elemen sitoskelet; kedua adalah
glikoprotein transmembran penghubung, yang bagian intraselnya berikatan dengan
satu atau lebih protein pengiknya zat-zat intrasel,sedangkan bagian luarnya
berinteraksi dengan matriks atau gliproteinprotein transmembarn dari sel lain.
Bentuk dan struktur pertautan tambat sangat beragam.Pada
sel-sel bukan sel pertautan ini berupa bercak atau garis perlekatan yang
menghubungkan filament korteks sitoplasma dari sel-sel yang berdampingan Pada
set jaringan epithelium berupa pending pelekatan disekeliling setiap sel yang
berinteraksi.letak per apiko-lateral,tepat di bawah pertautan sumbat.Pending
perlekatan ini di sebut dengan nama desmosoma pending. Disamping itu juga di
kenal Desmosoma yang merupakan salah satu pertautan penambat, Berbeda dengan
desmosoma pending, desmosoma yang lebih di kenal dengan desmosoma bercak , spot
desmoson ini berbentuk seperti kancing baju dan merupakan persentuhan antara
dua buah yang berdampingan. Berdasarkan susunan pasangan sel sel yang
bersebelahan maka desmosom dibedakan atas:
a.
Bersusun dalam satu lingkaran
b.
Bersusun membentuk pita
Pita tersebut melilit sel, berada dekat puncak, dan setengah
antara sel yang bersebelahan. Celah antar pasangan kepingan mengandung zat
perekat berupa glikoprotein. Lewat desmosom antar sel yang bersebelahan maka
tenaga mekanik dapat di rambatkan seperti getaran, tekanan, dan getaran. Jika
disebelah bawah suatu lapisan epitel tak ada sel lain, hanya berupa lamina
basalis, maka plasmalema dasar sel demikian desmosom tidak membentuk pasangan,
melainkan tunggal atau diebut sebagai hemi desmosom.
Desmosom banyak terdapat pada sel epitel pada kulit dan tunika
mokosa sebagai saluran dalam tubuh. Adapun Fungsi dari Desmosom adalah:
a.
Melekatkan sel sepopulasi
b.
Koordinasi antara sel sepopulasi
c.
Merupakan tempat berpaut sitoskelet
2.3.2
Hemidesmosoma
Hemidesmosoma merupakan setengah desmosoma. Ditinjau dari segi
morfologi, pertautan ini mirip desmosoma, namun berbeda dalam fungsi dan komposisi
kimia. Pertautan ini tidak menambatkan selaput sel dari set yang berdampingan
tetapi merekatkan permukaan basal sel epithelium ke lamina basal.
2.3.3
Gap
Junction (Pertautan penghubung)
Pertautan penghubung merupakan pertautan yang memungkinkan lewatnya
zat-zat kimia atau isyarat eletrik dari sel yang satu ke sel tetangganya. pertautan
penghubung juga dikatakan juga pertautan antar celah dan plasmodesmata. pertautan
celah (neksus) terdapat pada hampir semua sel jaringan hewan. Bentuknya seperti
bercak-bercak .selaput sel dari sel-sel yang berdampingan dipisahkan oleh celah
yang sangat sempit, berukuran sekitar 3 nm.M ikrograf electron dari hepatosit
menunjukkan suatu struktur yang tampak seperti 7 bilur,4 gelap dan 3 terang
(septilaminar). Lebar daerah terang terdapat di tengan berkisar antara 2 sampai
3 nm.Ruangan ini terisi dengan sederetan zarah berbentuk silindris.
Pertautan ini berfungsi
untuk komunikasi dan menyalurkan zat antra sel sepopulasi atau jaringan
sasaran.. Disebut juga nexus. Gap junctions merupakan celah sempit diantara
membran 2 sel atau dinding sel (sekitar 2-4 nm) yang dihubungkan oleh channel
protein. Gap junctions disusun oleh connexon (12 satuan protein), connexon
tersusun atas 6 subunit connexin transmembran.
Komunikasi gap junctions juga dapat diregulasi oleh
sinyal-sinyal ekstraseluler. Contohnya adalah neurotransmitter dopamine yang
mengurangi komunikasi gap junctions diantara kelas neuron dalam retina sebagai
jawaban atas peningkatan dalam intensitas cahaya. Fungsi gap junctions adalah
membolehkan jalan lintasan ion-ion dan molekul-molekul kecil yang dapat larut
dalam air. Gap junctions membolehkan informasi sinyal untuk dibagi dengan
sel-sel tetangga. Saluran-saluran gap junctions membolehkan pertukaran
molekul-molekul sinyal intraseluler kecil (perantara intraseluler), seperti
Ca2+ dan cyclic AMP, tetapi bukan makromolekul, seperti protein atau asam
nukleat. Sel-sel yang terhubung dengan gap junctions dapat berkomunikasi dengan
sel lainnya secara langsung.
Ada 2 tipe reseptor yaitu reseptor intraseluler dan reseptor
permukaan sel. Reseptor intraseluler ada yang lambat (mengubah ekspresi gen)
dan cepat (mengubah fungsi protein). Contoh reseptor intraseluler yang cepat
adalah sinyal gas nitrat oksida yang berikatan secara langsung dengan enzim
dibagian dalam sel target. 3 kelas terbesar pada protein reseptor permukaan sel
adalah ion-channel-linked, G-protein-linked, dan enzyme-linked receptors.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari hasil makalah yang dibuat yaitu :
1.
Sel adalah unit structural dan
fungsional dari semua organisme, unit dasar yang mempunyai semua ciri khas
benda hidup.
2.
Pembelahan sel adalah sebuah proses
dimana sel induk membelah atau membagi dirinya menjadi 2 atau lebih sel anak.
3.
Dalam tahap kariokinesis, pembelahan
mitosis hanya berlangsung dalam satu ProMAT dan sebelumnya ada tahap interfase.
ProMAT merupakan proses pembelahan yang terdiri dari profase, metafase,
anafase, dan telofase.
4.
Selama sitokinesis berlangsung,
sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil
yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel.
5.
Tahap sitokinesis ini biasanya
dimasukkan dalam tahap telofase. Pada proses mitosis dan sitokinesis tersebut
menunjukkan bahwa sentrosom benar-benar dapat diwariskan dan digandakan secara
tepat untuk membentuk dua kutub dalam kumparan mitosis.
6.
Desmosom merupakan pertautan untuk
melekatkan atau untuk terjadinya adhesi antara sel sepopulasi, agar sel sel
tersebut menjadi kompak dan rapat, atau secara mekanik menepelkan satu sel ke sel
tetangganya atau ke matriks.
7.
Hemidesmosoma merupakan setengah
desmosoma. Ditinjau dari segi morfologi, pertautan ini mirip desmosoma, namun
berbeda dalam fungsi dan komposisi kimia.
3.2
SARAN
Karena keterbatasan
informasi dan pengetahuan tentang sel dan jaringan ditambah lagi dengan
kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah ilmiah, mengakibatkan terdapat
sedikit kesulitan dalam pembuatan makalah ilmiah ini. Tetapi karena
keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim 1. 2015. file:///C:/Users/ATJHA/Documents/semester%204/biologi%20
sel/pemutih%20kulit%20secara%20alami%20%20Pertautan%20Antar%20Sel.htm. diakses 2
februari 2015.
Anonim 2. 2015. file:///C:/Users/ATJHA/Documents/semester%204/biologi%
20sel/Empat20Langkah%20Proses%20Sitokinesis%20Akhir%20Pembelahan%20Sel%20-%20Artikel%20Reproduksi%20Sel.htm.
diakses 2 februari 2015.
Campbell, N.A, J.B. Reece, L.G. Mitchell.2002. Biologi.
Erlangga: Jakarta.
Doelah. 2012. xylem dan floem.dalam http://ahmadpuriteknik.blogspot.com//
2012/09/xylem-dan-floem.html
Junaidi,wawan.2010.ciri-ciri jaringan meristem.dalam
http://ahmadpuriteknik. blogspot.com//2012/12/ciri-ciri-jaringan-meristem.html
Syahid, Abdul.2010.Botani umum: Sel Tumbuhan
(Sejarah, bentuk, ukuran, type, dan bagian-bagian sel tumbuhan.dalam
http://4shared.com/sel-tumbuhan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar